Lihat ke Halaman Asli

Muklis Puna

TERVERIFIKASI

Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Pengemis dan Bulan Tiga Warna

Diperbarui: 8 November 2023   07:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Pixabay 

 Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd.
 
Nyanyian matahari pagi
Dan malam pun pamit pada bintang
Bocah kumal bangkit dari lelapnya malam
Menggusur gubug dalam kresek


Bertelanjang kaki menuju bulan tiga warna
Ususnya bersiul mendendangkan lapar dahaga


Nyanyian matahari pagi
Lembaran cahaya mematri kulit  warna manggis
Bergerombolan bersandar pada pohon besi
Merebah pada lantai  nan cadas,
Menatap para pejuang kaku pada lembaran lusuh


Nasi basi sisa semalam  menyasar lambung
Sirene meraung mengusir riuhnya Ibukota
Tangan -tangan tirani melambai dibalik tingkap
Bocah kumal menepi dalam pilu
Pagi itu matahari mendendangkan duka


Dengan gagah merangkak menuju siang
Sesekali  awan menjadi tirai pelindung bocah
Gerombolan melaju di antara luka
Raungan sirene  menempel pada angin


Bocah dekil tanpa sekolah menuju bulan tiga warna
Pada warna merah jambu ia mengiba
Pada warna hijau Ia menghardik
Pada warna kuning digantungkan harapan

Nyanyian matahari pagi pada persimpangan cita
Dengan mantera kedaluarsa bocah dekil merenda hidup
Sepasang napas menyatu dengan ibukota


Lhokseumawe, November 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline