Lihat ke Halaman Asli

Muklis Puna

TERVERIFIKASI

Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Seribu Satu Kisah Palestina

Diperbarui: 4 November 2023   15:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh: Mukhlis, S.P d., M.Pd.


Seribu satu kisah tertulis pada pelangi
Jadi saksi saat senja mengulum malam
dalam pusara takdir kalian merayap dalam pemburuan serakah
Riuhnya sepatu serdadu menelan sepi nya malam

Derap langkah menyusur lorong menebar kematian
Ujung bayonet menggasak sudut -sudut kota
Bocah -bocah polos keasikan main petak umpet,
Riang gembira dalam aroma darah


Menghirup polusi asap dari mesin perang yang memanjang
Pekikan burung kondor meraung menjaring nyawa
Malam menggenggam dan  mencuri bayang
Bocah mungil menggigil di sudut kota


Selimut setengah tiang menutup jasad
Pemilik topi menunggang negeri dengan tirani
Proyek maut digelar di hamparan negeri
Negeri  suci disembelih lewat politik genosida


Yahudi menari di atas derita para syuhada
Malaikat kecil  mengusir penjajah dengan ketapel lusuh
Wahai penguasa negeri pemilik burung kondor


Apakah tangisan bayi, wanita  suci, mesjid diludahi peluru, itu hiburan  penutup?
Atau raungan besi maut di atas negeri kami adalah musik jaz penghantar tidurmu?


Atau mungkin mata mu selalu dimanjakan dengan reruntuhan bangunan
Atau hobi mu  melihat keranda mayat diarak menuju kubur

Lhokseumawe, November 2023

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline