Mukhlis, S.Pd., M.Pd.
Bocah- bocah tanpa sarapan menghadang meriam
Kaki kurus tak bersepatu berlarian di ketiak musuh
Ketapel lusuh bermaterai asma Allah membekap erat
Bisingnya suara meriam meredam indah dalam lamunan
Peluru kuningan bertebaran bagai capung keluar cangkang
Mesin perang meraung dianggap game time zone di swalayan
Riuhnya bombandir bagai musik melankolis di telinga
Tengah malam tadi saudara sekandung
Dijemput peluru menuju surga allah
Jasadnya ditaburi kesturi mesiu musuh
Setelah membopong jasad adiknya menuju bidadari
Semangat baja menyalak di sanubari
Bocah-bocah berani berotot baja tetesan tuhan
Bergerombolan menghadang lawan
Saudaranya di belahan jagad hanya menatap genggaman
Satu persatu ahli surga berjalan lewat amukan meriam menuju Tuhan
Bocah -bocah berani menggigit baja tak tembus mesiu
Melempar jet tempur milik musuh dengan batu dari neraka
Dalam pertempuran kemarin,
Dia merenggang nyawa
Ketika menghadang tank musuh
Dengan ketapel lusuh meluluh lantakkanlawan
Innalilahi wainna ilaihi rajiun
Akhirnya pahlawan negeri suci
Pulang bangga menghadap Rabbi
Allahu akbar!
Allahu akbar!
Allahu akbar!
Lhokseumawe, November 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H