Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd.
Orang orang miskin berada di tikungan hidup
Lambung membusung tak berujung
Tulang punggung membungkuk menahan beban yang terpasung.
Menatap nanar pada nasi bungkus merayu nafsu
Orang- orang miskin sakit menahan perihnya hidup
Bergelut dengan gambar Pattimura lusuh
Rusuk keropos menghiba belaian kebijakan
Jumlahnya menyesakkan dada
Namanya dijadikan lampiran proposal para penjilat
Orang -orang miskin melawan badai kehidupan
Identitas dan pasfoto dijadikan tangga penguasa bodong
Demi beras murah haga diri digadaikan
Jadi komoditi politik akhirnya dikebiri
Orang -orang miskin berair mata di tengah mata air
Menegadah di bawah panas mengharap zakat penguasa
Tubuh ringkik terpijak sesak dikerumunan lalat demi seliter beras
Orang- orang miskin menaruh asa pada negeri aneh
Orang - orang miskin mati di lumbung beras
Tidur berkasur debu dan kubangan
Rumah beraratap mendung
Malam bersuluh bulan
Makan nasi dari beras plastik
Minum di rawa- rawa pabrik pencakar langit
Orang- orang miskin mangkir dari hidup
Sekolah di bawah jembatan
Pesta pora di bawah amukan petir
Liriknya cukup tangisan orok
Musiknya , irama guntur mebentur kalbu
Lama -kelamaan petir dan guntur
Jadi syahdu menghibur dengan sendu
Lhosemawe, November 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H