Oleh: Muklis Puna
carut marut birokrasi antri dari menteri hingga selebritis.
prostitusi diumbar obral menggelegar lewat tong ajaib,
gentayangan kesasar ke gubug gubug lusuh
selingkuhan politik menggelitik hati pencinta aksara
kuli tinta tertimbun rupiah merah merekah
pembantu kerajaan kayangan terang-terangan , berang-berangan demi mutiara tak bercangkang
catut -mencatut mendarah daging pada penyemarak negeri
marwah negeri luntur tercerabut di hati pengejar asa,
media sosial bebas telanjang tak terbatas
mulut mungil tak.bergusi menggigit besi baja laksmana coklat
negeri seolah tak berpayung hukum
pribumi dicap teroris dipancung di tiang gantungan
ketika warga asing digantung
pegiat HAM meradang, lobi iblis diperankan untuk membebaskan bandit penyebar racun
di sini hukum tak tegak, lembaran berserak serak, dipungut praktisi penjilat rupiah milik orang-orang berada yang silap di mata hukum.
kegaduhan sahut -menyahut sambut menyambut menjadi satu
pihak asing dilindungi menguras bumi persada
aset negara satu persatu berpindah ke tangan asing
ibu pertiwi menangis, anak tiri diberi fasilitas negara.
anak kandung jadi kuli mengisi pembangunan
Pendidikan bodong terhoyong--hoyong, kurikulum diterapkan secara ganda para pendidik disibukkan dengan perangkat.
waktu tersita hanya untuk sebuah penilaian,
nilai tebak tebakan di anggap fakta
negeri gaduh, para pemimpin gaduh rakyat mengeluh hingga berpeluh seluruh.