Lihat ke Halaman Asli

Muklis Puna

TERVERIFIKASI

Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Antara Profesional, Emosional, dan Kebijakan

Diperbarui: 26 Oktober 2023   14:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh Muklis, S.Pd., M.Pd.

 Tetaplah berlaku santun dan profesional, termasuk kepada orang yang biasa berlaku sebaliknya kepada Anda. Ketidak-santunan orang lain tidak boleh mengurangi keindahan pribadi Anda.( Mario Teguh)

Dalam hidup, kata profesional menjadi familiar bagi setiap orang. Bahkan kata ini sudah menjadi konsumsi publik dalam berbagai strata sosial. Namun diksi menarik ini diucapkan secara serampangan oleh siapa saja tanpa memahami makna sebenarnya dari kata profesional. Semakin hari semakin banyak saja orang mempermainkan kata tersebut sebagai stigma atua justice di balik segala kesalahan yang dimiliki oleh orang lain. 

Dalam tulisan ini penulis hendak mengurai secara gamblang tanpa ada kerut di kening pembaca.  Sebagai langkah awal  penulis akan merujuk pada KBBI apa sih makna kata profesional sesungguhnya sebelum dikaitkan dengan bagian judul dari tulisan ini yaitu emosional, dan kebijakan? 

Menurut David H. Maister (1998:56)  bahwa orang-orang profesional adalah orang yang diandalkan dan dipercaya karena mereka ahli, terampil, punya ilmu pengetahuan, bertanggung jawab, tekun, penuh disiplin, dan serius dalam menjalankan tugas pekerjaannya. 

Orang orang yang termaktub dalam kutipan di atas adalah mereka yang telah melalui proses pelatihan  panjang, lama, dan berada dalam suatu kondisi yang tersistem.  Bidang yang digelutipun beragam dalam kehidupan manusia , baik  bersifat akademik maupun nonakademik. 

Secara umum, masyarakat Indonesia hari ini beranggapan bahwa setiap bidang pekerjaan yang dilakukan oleh ahlinya selalu disebut bahwa mereka para profesional.Padahal  jika merujuk pada batasan profesional yang telah disajikan di atas kata " Profesional " tidak bisa dilekatkan secara serampangan. 

Walaupun demikian kata-kata  tersebut menjadi konsumsi publik apabila dikaitkan dengan pekerjaan yang dilakukan. Dalam ilmu semantik itu disebut dengan perubahan makna dari sebuah diksi yang ada dalam khasanah ilmu bahasa. Artinya, ada diksi yang dulunya bermakna sempit kini meluas akibat dari nilai rasa yang dimunculkan dalam konteks  kebahasaan. Namun hal ini dipengaruhi oleh faktor penggunaan bahasa dan konteks kebahasaan yang dimasukinya. 

Agar  makna kata profesional tidak liar dalam ulasan tulisan ini, penulis menggiring makna tersebut berkaitan dengan kebijakan dan emosional.  Biar lebih terfokus pikiran pembaca penulis mencoba mengajak pembaca untuk memahami dalam konteks pekerjaan  berhubungan dengan kepemimpinan  yang sering didengar dan dialami oleh   pembaca. 

Seorang pemimpin adalah orang yang diberikan kepercayaan untuk memimpin sebuah institusi  berdasarkan ilmu yang dimiliki. Seorang pemimpin biasanya sudah melalui studi kelayakan berdasarkan indikator yang ditetapkan, sehingga Ia layak diangkat dan disebut sebagai pemimpin. 

Selanjutnya, disebut pimpinan karena  Ia memiliki pemahaman bahwa ia harus memimpin berdasarkan surat keputusan dalam artian suka atau tidak suka bawahannya ia menjadi seorang pemimpin pada suatu jabatan. Makna pemimpin adalah ia memimpin berdasarkan pengakuan oleh bawahan, dalam artian memang yang pantas memimpin.https://www.bernas.id/2021/05/12468/79949-perbedaan-pemimpin-dan-kepemimpian-yang-perlu-anda-ketahui/#:~:text=Perbedaan%20Pemimpin%20dan%20Kepemimpinan%20Secara%20Bahasa&text=Merujuk%20pada%20hal%20tersebut%2C%20maka,diakses 8 Juli 2022

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline