Lihat ke Halaman Asli

Rusdi dan Tangan yang Tersembunyi

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14325263161935765414

Di antara ribuan orang yang berkerumun di Rumah Susun Pinus Elok  Jakarta Timur, Minggu (24/5/2015), ada Rusdi. Pria yang mengaku lahir tahun 1920 itu "terselip" dan nyaris tak terlihat. Dia mondar-mandir sebelum Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tiba. [caption id="attachment_385353" align="aligncenter" width="300" caption="Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di tengah kerumuman warga penghuni Rusun Pinus Elok di Jakarta Timur, Minggu (24/5/2015)"][/caption]  "Saya mau menghadap," kata Rusdi kepada dua anggota Satuan Polisi Pamong Praja. Dia berharap kepada sejumlah aparat berseragam bisa dipertemukan dengan Ahok. Namun, apalah daya Satpol PP di antara banyak warga yang sama-sama ingin bersalaman dan berfoto dengan pemimpinnya. Badan Rusdi bungkuk. Jalannya tertatih. Barangkali benar, usianya telah 90 tahun lebih. Rusdi tak kuasa berdesak dan akhirnya mengurungkan niat untuk ber‎temu Ahok. "Saya mau minta diongkosin pulang Surabaya. Saya sudah tua. Pengin balik ke kampung halaman," ujarnya. Suara dan tenaga Rusdi tak cukup kuat untuk menjangkau Ahok. Hingga kegiatan peresmian "Gerakan Ketuk Pintu" selesai siang itu, Rusdi tak bisa bertemu muka dengan Ahok. ‎Dia kembali ke unit rumahnya di Blok A6 dengan sebendel berkas. Lebih dari satu tahun sebelumnya, Rusdi adalah seorang gelandangan. Hidup berpindah-pindah di daerah Kampung Melayu. Dari pinggir jalan, lalu ke kolong jembatan, dan lahan kosong. Beberapa tetangganya bercerita, Rusdi "diselamatkan" Ahok dengan dibawa ke Rusun Pinus Elok dan mendapatkan satu unit rumah berukuran 30 meter persegi, lengkap dengan jaringan air bersih dan listrik. [caption id="attachment_385354" align="aligncenter" width="300" caption="Rusdi, mantan gelandangan yang mengaku lahir tahun 1920, dibawa oleh Ahok untuk tinggal di Rusun Pinus Elok Jakarta Timur. Rusdi adalah satu dari sekian orang "]

14325264741340204049

[/caption] Rusdi barangkali sekisah dengan warga bantaran kali dan waduk lain yang dipindah ke rumah susun sejak era Gubernur DKI Joko Widodo akhir tahun 2012. Namun, tak hanya rumah susun dan perabot, Rusdi mendapat "uang saku" bulanan dari kantong Ahok. Tetangga Rusdi menyebut, setiap bulan ada orang Ahok datang mengantar uang Rp 1,5 juta ke Rusdi. Rusdi adalah "orang terpilih". Tak banyak aparatur DKI Jakarta mengetahuinya. Ahok sendiri memilih untuk tidak bercerita perihal uluran tangannya. Terkecuali program pemerintah daerah yang resmi dan dibiayai anggaran publik. Sisi lain "tangan" Ahok bekerja dalam sunyi. Tak ada cerita secara terbuka. Apalagi publikasi. Namun, kisah-kisah itu disampaikan oleh orang-orang di sekitar penerima bantuan. Seperti beberapa tetangga Rusdi, mereka berkisah tentang uluran tangan yang tersembunyi dari seorang gubernur.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline