Lihat ke Halaman Asli

Gunung Ciremai, Perjalanan Menaklukkan Diri

Diperbarui: 22 November 2017   20:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gunung ciremai (Dokumentasi Pribadi)

Halo sobat kompasiana dimanapun anda berada!
Saya mau sedikit bercerita (agak panjang sih wkwk) tentang pengalaman pendakian perdana saya mendaki gunung. Namun saya akan menceritakannya dengan sudut pandang orang ketiga. Seluruh nama tokoh di dalam cerita disamarkan, jadi mohon maaf apabila ada kesamaan nama.
Selamat membaca

Adzan Ashar baru saja lepas ke angkasa, ketika Nusa sibuk mempersiapkan logistik untuk mendaki gunung. Nusa, seorang pemuda berpostur tinggi tapi kurus yang baru saja lulus SMA dari salah satu sekolah di Kabupaten Kuningan.

"Apa lagi yang perlu dibawa, De?" tanya ibu Nusa sembari memperhatikan anaknya.

"Nggak ada lagi. Udah semua," timpal Nusa sambil memasukkan perlengkapan mendaki gunungnya. "Kalau gitu aku berangkat dulu, Bu. Assalamu'alaikum." Nusa pamit dan mencium tangan ibunya.

"Wa'alaikumsalam. Hati-hati, De. Ibu do'akan semoga kembali pulang dengan selamat," ucap ibunya lembut. Dia sebenarnya cemas membiarkan Nusa mendaki gunung. Sebab kakaknya Nusa pernah mengalami musibah ketika mendaki beberapa tahun sebelumnya. Dia tak ingin kejadian serupa menimpa Nusa.

"Iya, Bu. Aku akan baik-baik saja, kok. Besok sore juga udah pulang." Nusa mencoba meyakinkan ibunya sembari melambaikan tangan. Dia pun berangkat.

Bagi Nusa, ini akan menjadi pendakian perdananya. Sudah lama sekali dia menunggu hari yang sangat dinanti tersebut. Sebab saat masih sekolah, kesempatannya untuk mendaki sempat kandas berkali-kali.

Ada-ada saja penyebabnya. Bentrok dengan acara lain, tidak dapat izin dari orang tua hingga penyebab yang paling menyedihkan, kehilangan gairah. Nusa menolak begitu saja ajakan temannya ketika ada kesempatan datang.

Dua bulan setelah pengumuman kelulusan, kesempatan untuk mendaki gunung kembali menghampiri Nusa. Beruntung, dia punya teman yang tidak pernah bosan untuk mengajaknya mendaki. Awan namanya, teman Nusa sejak SMP dan satu organisasi pecinta alam semasa mereka SMA.

Berbeda dengan Nusa, Awan telah beberapa kali mendaki Gunung Ciremai. Meski bergabung dengan organisasi Siswa Pecinta Alam (sispala), Nusa tidak paham betul apa saja yang harus dipersiapkan untuk mendaki. Logistik peralatan yang dibawanya jauh dari kata lengkap. Sebuah daypack sekolah, sleeping, kupluk, kaos kaki bola, nesting + kompor paravin, senter dan termos mini.

Sementara yang dikenakan Nusa adalah kaos lengan pendek, celana gunung abal-abal dan sepatu casual. Masih banyak perlengkapan yang tidak persiapkan, seperti raincoat, alat navigasi, obat-obatan & p3k, survival kit hingga sandal ganti. Bahkan pakaian dan khususnya sepatu tidak memenuhi standar minimal pendakian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline