Bela negara mendukung pembangunan nasional merupakan wujud perjuangan setiap warga negara secara fungsional dengan bentuk terbaik untuk mensejahterakan diri, masyarakat, bangsa, dan negara. Untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan kesesuaian visi dan misi perihal pembangunan bela negara. Pada masa globalisasi, pemikiran dan pandangan hidup yang universal menuntut kesiapan individu atau kelompok untuk menuju ke lingkup yang lebih luas dari sebelumnya.
Globalisasi sendiri membuat hubungan saling ketergantungan antarnegara dalam berbagai aspek kerja sama. Keadaan globalisasi membuat teknologi berkembang pesat untuk memenuhi segala kebutuhan manusia.
Namun, pengaruh globalisasi tidaklah selalu baik, kesenjangan pertumbuhan dan masuknya pengaruh asing berbeda kultur dapat menjadi hal yang tidak diinginkan. Hal tersebut sangat mungkin terjadi karena seluruh negara dapat melakukan akses satu sama lain dalam segala komponen. Selain itu, masuknya budaya asing juga dapat mengikis kearifan lokal dan melunturkan nilai luhur suatu bangsa. Keadaan ini akan merugikan bagi suatu bangsa yang memiliki kekayaan budaya seperti Indonesia.
Ketahanan nasional merupakan keadaan dan kekuatan suatu bangsa untuk mempertahankan dirinya dari seluruh hal yang dapat menghancurkan negara. Ancaman, gangguan, hambatan, tantangan baik dari dalam maupun luar negara dapat diatasi dengan strategi dinamis yang dirasa paling optimal di keadaan tersebut.
Hakikat pembangunan adalah pembentukan karakter manusia secara psikis dan fisik agar memiliki kesadaran untuk melaksanakan pembangunan bela negara. Kesadaran merupakan sesuatu yang tumbuh secara alami berkat kecintaan seseorang terhadap suatu hal.
Pemahaman kesadaran berbangsa dan bernegara dapat diperoleh dari pendidikan berkarakter yang berorientasi pada pendidikan bela negara. Untuk mewujudkan hal tersebut, tiap warga negara membutuhkan ketangguhan prinsip untuk membentuk pondasi yang mampu meningkatkan ketahanan nasional suatu negara.
-Mujtahiddin Assyiddiecky
