Pendampingan Keluarga adalah serangkaian kegiatan yang meliputi penyuluhan, fasilitasi pelayanan rujukan dan fasilitasi pemberiaan bantuan sosial yang bertujuan untuk meningkatkan akses informasi dan pelayanan kepada keluarga dan/atau keluarga beresiko stunting seperti ibu hamil, ibu pasca persalinan, anak usia 0 -- 59 bulan, serta semua calon pengantin/calon pasangan usia subur melalui pendampingan pranikah sebagai bagian dari pelayanan nikah untuk deteksi dini faktor risiko stunting dan melakukan upaya meminimalisir atau pencegahan pengaruh dari faktor risiko stunting.
Pada pelayanan posyandu bulanan para kader posyandu lebih terpokus pada pemantauan pertumbuhan bayi/balita,dan kegiatan posyandu dilakukan satu kali dalam satu bulan.Pada posyandu Bukit Bangkit Desa Nanga Kelapan pengujung posyandu berjumlah 96 bayi/balita dan sesuai dengan pemantauan pertumbuhan bayi/balita yang dilakukan oleh Kader Posyandu pada bulan Maret 2024 dari 96 bayi/balita tercatat 20 % atau 19 orang bayi/balita menderita Stunting,penyebab bayi/balita banyak stunting karena kurang pengetahuan orang tua bayi/balita tentang pemberian asupan gizi seimbang,pola asuh anak yang sehat,pola hidup sehat dalam keluarga dan pola hidup bersih dan sehat,idealnya adanya kegiatan sosialisasi,edukasi dan pendampingan gizi oleh Tim Pendampingan Keluarga pada bayi/balita tapi bisa dilakukan kegiatan pendampingan khusus bagi orang tua yang mempunyai anak yang menderita stunting dan ibu hamil tentang konseling gizi,supaya para orang tua bayi/balita dan ibu hamil betul betul memahami cara mengatasi stunting secara dini yaitu 1000 hari pertama kehidupan atau mulai dari 0 bulan dalam kandungan sampai usian 2 tahun.
Mikael Famuji Laut,salah satu mahasiswa ITB Ahmad Dahlan Jakarta dalam tugas MBKM pada semester 6 mengangkat judul MBKM yaitu "PERAN TIM PENDAMPINGAN KELUARGA DALAM UPAYA PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING DI DESA NANGA KELAPAN KECAMATAN KETUNGAU TENGAH KABUPATEN SINTANG"
Melalui kegiatan MBKM Mikael Famuji Laut, Bekerja sama dengan Pemerintah Desa,petugas kesehatan,Kader Pembangunan Manusia,dan Kader Posyandu,melalui Tim Pendampingan Keluarga guna melakukan sosialisasi tentang gerakan 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) dengan harapan dapat memberikan pemahaman dan kesadaran masyarakat baik itu calon pengantin,Ibu hamil dan Ibu Nifas dalam mencegah terjadinya balita stunting di Nanga Kelapan serta Mendorong Pemerintah Desa Nanga Kelapan membentuk Tim Pendampingan Keluarga,Tim Pendamping Keluarga adalah sekelompok tenaga yang dibentuk dan terdiri dari Bidan, Kader TP PKK dan Kader KB untuk melaksanakan pendampingan meliputi penyuluhan, fasilitasi pelayanan rujukan dan fasilitasi penerimaan program bantuan sosial kepada calon pengantin/calon pasangan usia subur, ibu hamil, ibu pasca persalinan, anak usia 0-59 bulan serta melakukan surveilans keluarga berisiko stunting untuk mendeteksi dini faktor-faktor risiko stunting. Dalam berbagai kondisi, komposisi tim pendamping keluarga dapat disesuaikan melalui bekerjasama dengan Bidan dari Desa/Kelurahan lainnya atau melibatkan perawat atau tenaga kesehatan lainnya,
Tim Pendamping Keluarga melaksanakan pendampingan yang meliputi penyuluhan, fasilitasi pelayanan rujukan dan fasilitasi penerimaan program bantuan sosial dan survailance kepada keluarga termasuk Calon Pengantin/Calon Pasangan Usia Subur dan/atau keluarga berisiko stunting serta melakukan surveilans kepada sasaran prioritas untuk mendeteksi dini faktor risiko stunting.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H