Lihat ke Halaman Asli

Membangun Bisnis yang Berkelanjutan

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Bisnis yang baik adalah bisnis yang mampu bertahan di masa krisis. Apalagi bisnis yang bisa melewati masa krisisnya, lalu berkembang, dan kemudian diwariskan dari generasi ke generasi. Tentu saja, membangun bisnis yang seperti ini tidak semudah memesan makanan dan kopi di sebuah kafe. Membangun dan mengembangkan bisnis yang mampu bertahan lama butuh perjuangan.

Terkait dengan membangun bisnis yang berkelanjutan tersebut, Mbak Lucy Wiryono, pemilik Steak Holycow membagikan ilmunya di kelas Akademi Berbagi Jakarta, Kamis (27/11/2014) yang berlangsung di Comma ID.

Bagaimana sih memulai sebuah bisnis itu? Menurutnya Mbak Lucy, bisnis bermula dari ide yang kemudian dieksekusi. Sebab, secanggih apa pun ide tersebut, akan menjadi sia- sia ketika tidak diimplementasikan. Setelah gagasan mewujud dalam bentuk bisnis, langkah selanjutnya adalah menjaga bisnis tersebut agar terus berkembang. Berdasarkan pengalaman Mbak Lucy dalam mengelola bisnisnya, ada beberapa faktor penting dalam mengembangkan bisnis, yaitu konsumen, crew atau karyawan, suplier, bank, komunitas, dan pemerintah.

1.Konsumen

Konsumen atau carnivores (istilah untuk pemakan daging) merupakan kekuatan utama dalam bisnis, demikian menurut Mbak Lucy Wiryono. Kualitas  produk dan pelayanan yang bagus merupakan kombinasi untuk membangun loyalitas konsumen. Konsumen adalah kunci utama agar sebuah bisnis mampu bertahan. Oleh karena itu, hubungan dengan konsumen harus terus dijaga. Menjaga hubungan dengan pelanggan juga penting agar loyalitas mereka terjaga.

Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk menjaga hubungan tersebut. Misalnya, ketika ada komplain dari konsumen, hal yang harus dilakukan adalah mengakui kesalahan, kemudian meminta maaf dan memberikan solusi yang menguntungkan di antara kedua belah pihak. Hal lain yang bisa dilakukan untuk menjaga loyalitas konsumen adalah dengan melibatkan mereka. Misalnya, terbuka terhadap kritik dan saran. Keterlibatan konsumen ini pernah dilakukan oleh Steak Holycow ketika hendak mengganti logo, yakni dengan menawarkan konsumen logo. Ini merupakan cara untuk mengenalkan logo kepada konsumen tanpa harus pasang iklan atau mengumumkan di media massa.

Media sosial juga dapat digunakan sebagai sarana menjaga keberlangsungan bisnis lewat relasi dengan konsumen. Ini merupakan salah satu cara untuk “mendengar” suara konsumen. Selain itu, media sosial, misalnya twitter dalam menjadi media untuk edukasi pasar dan consumer engagement. Konsumen juga bisa menjadi media untuk pemasaran produk kita. Konsumen yang loyal tidak akan segan merekomendasikan suatu produk kepada orang lain. Dari sinilah kemudian pemasaran dari mulut ke mulut berkembang secara organis. Model marketing word of mouth ini tentu lebih murah dibanding pasang iklan di media massa.

2.Karyawan

Selain konsumen, karyawan merupakan salah satu unsur paling penting yang membuat bisnis kita mampu bertahan. Kita tidak mungkin menjalankan bisnis dan menyelesaikan semua pekerjaan sendiri, bukan? Oleh karena, itu hubungan antara pemilik bisnis dan karyawannya sebenarnya adalah hubungan yang saling membutuhkan. Alasan ini menjadi dasar mengapa hubungan dengan karyawan juga harus dijaga dengan baik.

Memperhatikan kesejahteraan karyawan adalah contoh bagaimana menjaga hubungan antara pemilik bisnis dan karyawan. Pemilik bisnis harus memberikan gaji yang layak kepada karyawan dan memberikan asuransi kepada mereka. Selain itu, juga memberikan benefit sebagai tambahan. Salah satu contoh yang dilakukan Steak Holycow adalah memberikan 100% persenservices charges (tips) untuk karyawan. Ini merupakan bentuk insentif dari perusahaan untuk karyawan. Sebab, sebuah perusahaan yang sustain adalah karyawan yang tidak mudah keluar-masuk (turn over).

Selain kesejahteraan, pemilik bisnis juga mesti memberikan ruang bagi mereka untuk berkembang. Misalnya, dengan memberikan kewenangan-kewenangan tertentu terkait dengan pekerjaannya. Mereka mesti diberikan kewenangan tertentu untuk mengatasi masalah atau komplain. Ini merupakan cara untuk melatih karyawan menemukan solusi atas masalah di dalam pekerjaan mereka.

3.Supplier

Suplier adalah hal yang penting dalam usaha. Hubungan antara usaha dan supplier harus dijaga dengan baik. Misalnya, dengan membayar tagihan dari suplier tepat waktu. Menemukan suplier yang tepat perlu membutuhkan waktu lama. “Ini seperti kalau kita mencari pasangan hidup. Tidak mudah,” kata Mbak Lucy. Meski begitu, ketika mendapat barang yang tidak sesuai kita harus komplain ke suplier. Kita juga harus melakukan sendiri kontrol kualitas bahan yang dikirim. Komunikasi yang baik dengan suplier menjadi kunci menjaga hubungan di antara kedua belah pihak antara suplier dan pebisnis.

4.Bank

Modal merupakan salah satu hal yang penting dalam usaha. Salah satu cara untuk mendapatkan bantuan modal adalah dengan meminjam di bank. Bank bisa menjadi financial coach yang baik bagi kita dalam menjalankan bisnis. Berpartner dengan bank membuat kita bisa disiplin dalam mengelola keuangan.

Lalu, selain bank, apakah kita butuh investor? Mbak Lucy mengatakan, ketika kita butuh atau mendapatkan investor, kita harus menentukan aturan main. Pemilik bisnis dan investor harus membuat kesepakatan-kesepakatan yang tidak merugikan kedua pihak. Hubungan antara investor dengan pemilik bisnis harus transparan.

5.Community

Komunitas merupakan salah satu faktor yang penting untuk keberlangsungan sebuah bisnis.  Misalnya, kerjasama dengan komunitas-komunitas tertentu. Yang dilakukan oleh Steak Holycow adalah kerjasama dengan Indonesia Berkebun untuk memasok sayuran. Tujuan utama kerja sama dengan komunitas adalah membantu komunitas tersebut untuk terus sustain.

6.Pemerintah

Peran pemerintah dalam dunia bisnis adalah sebagai regulator dan penyedia sarana secara legal formal. Sebab itu, pemerintah mestinya mendukung sektor usaha dengan memberikan sarana secara transparan, cepat, dan efisien. Dengan begitu pemerintah turut berperan dalam keberlangsungan sebuah bisnis.

Beberapa faktor di atas bisa dijadikan patokan agar bisnis yang kita jalankan bertahan lama. Meskipun, ada banyak hal lain yang juga penting untuk perbaiki untuk menghadapi persaingan misalnya dari sisi pemasaran. Produk yang berkualitas dan pelayanan yang bagus adalah salah satu elemen dasar pemasaran. Menurut Mbak Lucy, pemasaran ada dua jenis, yaitu kosmetik dan organik. Pemasaran kosmetik, misalnya pasang iklan. Sedangkan pemasaran organik lebih mengandalkan produk yang bagus. Dengan cara ini, konsumenlah yang akhirnya menjadi pemasar bagi bisnis atau produk yang kita hasilkan. Selain menggunakan produk yang bagus, Mbak Lucy menggunakan sentuhan personal dalam memasarkan produknya. Artinya, menjalankan pemasaran dengan membangun hubungan “manusiawi” antara pemilik bisnis dan konsumennya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline