Peribahasa yang mengatakan dunia tak sebesar daun kelor, itu benar adanya. Ketika kita menginginkan makanan hotdog khas Amerika, kita tidak perlu jauh-jauh untuk terbang ke negara asalnya. Bahkan sekarang ini hanya dengan menggunakan gawai, semua didapatkan dengan mudah. Berita tentang virus dapat dengan cepat sampai ke desa-desa terpencil di Indonesia. Itulah, salah satu efek adanya globalisasi.
Budaya-budaya luar dengan mudahnya masuk ke Indonesia. Seperti masuknya budaya Jepang dan Korea. Ditambah dengan adanya pandemi seperti sekarang yang serba dilakukan dengan daring. Melalui media, masyarakat dengan mudah mengikuti tren tanpa terlebih dahulu disaring bahkan bertentangan dengan nilai budaya. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), Globalisasi adalah proses masuknya keruang lingkup dunia.
Selain budaya yang dapat terpengaruh akibat adanya globalisasi. Bisa kita lihat banyaknya produk-produk luar yang disenangi oleh kaum muda pada saat ini. Seperti produk perawatan wajah dan makanan yang berasal dari negeri ginseng selain itu drama-dramanya cukup banyak digandrungi.
Pemikiran yang mesti diubah dari masyarakat kita itu bahwa tidak semua barang yang berasal dari luar negeri itu layak dipakai di Indonesia. Padahal begitu banyak produk-produk lokal yang tak kalah bagus dan bahkan dengan harga yang lebih mudah dijangkau baik dari kalangan bawah sampai atas.
Pada dasarnya produk-produk diluar sana, diproduksi berdasarkan bagaimana iklim dan kebiasaan-kebiasan yang berlaku di negara asalnya. Maka bukan menjadi jaminan kalau produk yang berasal dari luar itu cocok untuk masyarakat Indonesia.
Pada era globalisasi penggunaan bahasa inggris penting untuk digunakan. Dapat kita temui, anak-anak yang mulai menyepelekan bahasa Indonesia dan akan berakibat sulitnya mengutarakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Pengajaran bahasa Inggris yang terbebas dari belenggu kolonial adalah jalan untuk merengkuh globalisasi tanpa menggadaikan harga diri. Maka dari itu bukan berarti kita harus melupakan bahasa kita sendiri.
Penjajahan bahasa bukan sekedar ditandai dengan maraknya kebutuhan bahasa Inggris atau masuknya istilah-istilah asing dalam perbendaharaan bahasa nasional.
Adanya kesadaran bahwa bahasa asing adalah panutan yang harus ditiru sedangkan bahasa lokal dianggap ketinggalan zaman, disitulah letak penjajahan bahasa.
Globalisasi memang tidak bisa untuk dihindari namun dapat kita sikapi dengan baik. Seperti menyaring budaya yang masuk, membeli produk lokal yang bahkan tak kalah bagus dengan produk luar, memahami arti nilai-nilai pancasila dan memanfaatkaan adanya forum kerja sama Internasional untuk memperkenalkan Indonesia pada bangsa lain.