Naik Turunnya Nilai Mata Uang.
Nilai tukar suatu mata uang terhadap dollar, dapat berubah naik dan turun setiap waktunya. Banyak faktor yang dapat menyebabkan hal ini. Secara umum, apabila nilai mata uang menguat, berarti daya beli negara terhadap barang dari negara lain juga meningkat. Sebaliknya, rendahnya nilai mata uang menunjukkan bahwa kemampuan negara tersebut dalam bertransaksi dengan negara lain itu menurun. Banyak negara yang pernah mengalami kejatuhan ekonomi akibat dari inflasi atau penurunan mata uang ini, salah satunya adalah Indonesia. Negara kita pernnah mengalami penurunan nilai mata uang atau inflasi sebesar 600% dalam jangka wakti 1 tahun, yakni 1997-1998. Krisis moneter ini menyebabkan kondisi ekonomi, sosial dan politik indonesia terguncang hebat saat itu. Namun ternyata, penurunan nilai mata uang tak selalu merugikan dan tak disengaja, terdapat beberapa jenis perubahan nilai mata uang yang justru disengaja dilakukan oleh negara untuk memajukan ekonominya. Kebijakan semacam ini telah banyak dipraktekkan oleh negara negara dunia, yang paling nyata ialah negara China yang telah berhasil menyaingi ekonomi Amerika Serikat berkat kebijakannya. Jadi simpelnya, penurunan nilai mata uang tak selalu identik dengan buruknya kondisi ekonomi suatu negara.
Jenis Jenis Perubahan Nilai Mata Uang
Perubahan nilai mata uang dibagi menjadi empat bagian. Pembagan ini berdasar pada naik turunnya nilai mata uang itu diubah serta siapa yang melakukan perubahan mata uang.
Pertama, kenaikan nilai mata uang yang dilakukan secara sengaja oleh pemerintah (Revaluasi)
Kedua, nilai mata uang yang diturunkan oleh pemerintah (Devaluasi)
Ketiga dinaikkan oleh faktor luar selain pemerintah (pasar, dll) (Apresiasi)
Dan terakhir diturunkan oleh faktor luar selain pemerintah.(Depresiasi)
Keempat bagian tersebut dapat digambarkan dengan tabel sebagai berikut:
Pemerintah Menurunkan Nilai Mata Uang