Lihat ke Halaman Asli

Mujab Mujab

Wahana menuangkan karya dan gagasan

Menghasilkan Gas dari Kotoran Ayam

Diperbarui: 25 Februari 2021   11:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto: beberapa warga menyiapkan instalasi biogas mini rumah (Dok. pribadi)

Para peternak ayam potong dan ayam petelur sering menghadapi persoalan terkait dengan pengelolaan kotoran ayam. Kotoran ayam yang tidak terkelola dengan baik akan menghasilkan bau yang tidak sedap dan mengganggu lingkungan sekitar. Selain itu kotoran yang tidak terkelola akan mencemari lingkungan termasuk mencemari sumber air bersih. Agar hal tersebut tidak terjadi maka kotoran ayam harus dikelola dengan baik.

Kotoran ayam bisa dibuat biogas. Dengan mengolah kotoran ayam menjadi biogas maka selain kotoran ayam terkelola dan tidak mencemari lingkungan juga dihasilkan bahan bakar berupa gas. Pengelolaan kotoran ayam untuk menjadi gas menghasilkan pupuk juga yang bermanfaat untuk menyuburkan tanaman. Sehingga petani peternak ayam mendapatkan hasil tambahan berupa gas dan pupuk.

Saat ini teknologi biogas sudah berkembang pesat. Pengembangan biogas bisa disesuaikan dengan jumlah kotoran ayam yang dihasilkan setiap harinya. Selain itu ada ada pilihan teknologi untuk membuat biogas yaitu fix dome dan menggunakan bahan fiber serta PE. Ketersediaan teknologi ini mempermudah petani peternak ayam jam untuk memilih teknologi mana yang paling sesuai dengan kebutuhannya.

Seorang peternak ayam di Salatiga yang memelihara cara ayam petelur sebanyak 2500 ekor mengatakan bahwa setiap hari dihasilkan kotoran ayam sekitar 50 kg. Kotoran sebanyak ini bisa dibuat biogas sehingga dalam satu bulan sudah bisa menghasilkan gas yang cukup banyak. Gas tersebut bisa dipakai untuk memasak dan kebutuhan lainnya. Hasil gas ini mengurangi biaya pengeluaran untuk beli gas. Sedangkan pupuk yang dihasilkan bisa menambah pendapatan selain dari menjual telur ayam.

Ke depan peternak ayam ini merencanakan untuk menjadikan kan pupuk yang dihasilkan dari biogas tersebut menjadi di usaha baru yaitu usaha pembuatan media tanam dengan bahan organik. Media tanam berbahan organik akan sangat mendukung implementasi pertanian organik yang nantinya menghasilkan produk pertanian yang sehat dan dan ramah lingkungan.

Jika volume produksi bertani organik sudah cukup besar maka produk organik tersebut bisa disertifikasi kan untuk memperoleh sertifikat organik dari lembaga sertifikasi si organik yang ada di Indonesia.

Perlu diketahui bahwa selain dua keuntungan di atas masih ada satu keuntungan lagi dari pemanfaatan kotoran ayam jam menjadi biogas. Keuntungan tersebut adalah keikutsertaan orang yang mengimplementasikan biogas digester dalam rangka mengurangi kerusakan lapisan ozon. Gas metana yang ada di dalam kotoran ayam dan menguap ke udara bisa merusak lapisan ozon. Proses pembakaran gas dari biogas digester mengubah gas metana menjadi di CO2 dan uap air.

Dari gambaran di atas bisa disimpulkan bahwa implementasi biogas digester untuk mengelola kotoran ayam memiliki sejumlah manfaat yaitu lingkungan menjadi sehat dan bersih, menghasilkan pupuk atau media tanam yang subur, mendapatkan penghasilan tambahan selain dari penjual telur, berpartisipasi dalam melestarikan lingkungan dengan membakar metana yang merusak ozon menjadi dan dan uap air.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline