Lihat ke Halaman Asli

Mencari Peluang Nikah Demokratis

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"wanita itu dinikahi karena empat hal; karena agama, kecantikan, keturunan, dan hartanya," (al hadits)

sampai saat ini, mayoritas umat islam memahami hadits ini dengan penfsiran yang menindas. bayangkan saja, kalau orang miskin, jelek, anaknya orang melarat, dan kurang paham pada agama karena tidak memiliki kesempatan mengenyam pendidikan agama maka seolah-olah hadits ini melarang menikahinya. ini diskriminatif. maka diperlukan tafsir baru yang penuh rahmat bagi setiap umat.mari kita lihat.


  1. lidiniha (karena agamanya) maksudnya adalah bagaimana dalam pernikahan itu relegiusitas suami istri bisa jadi pedoman dalam setiap aktivitas kehidupannya. menciptakan suasana yang relegius itu tidak perlu kedua belah pihak sama2 memiliki dasar agama yang kuat. tapi bagaiamana yang lebih memahami agama bisa dibagikan pada pasangannya yang belum paham agama. jika ini, suasana pembelajaran ini berlangsung secara terus menerus maka inilah yang dinamakan pendidikan "sepanjang hidup". jika demikian, maka para lelaki shaleh (demikian biasanya cowok membanggakan diri) dianjurkan untuk menikah dengan wanita gelandangan atau sebaliknya para wanita2 shalelah (katanya sih,,, aku sendiri gak yakin) bisa menikah dengan preman jalanan. kerrrrreeeeeen kan...????
  2. lijamaliha (karena kecantikannya) nah untuk yang ini, baik cowok mau pun cewek sama2 memiliki kecendrungan untuk memilih pasangan yang cakep (kayak aku mungkin) atau cantik karena sifat dasar manusia adalah menyukai yang bagus2 dan baik2.mungkin inilah sebabnya ada lomba kecantikan sedunia (gak tahu apa bahasa kerennya, maaf gak gaul). tapi sebenarnya maksud dari hadits ini bukanlah kecantikan wajah. tapi bagaimana dalam keluarga itu selalu meyakini bahwa pasangannya sangat cantik melebihi dari yang lain. Tuhan aja menyanjung manusia sebagai ahsani taqwim (secakep2nya bentuk), lalu kenapa kita tidak. nah, kalau pun pasangan kita jelek, tugas kita adalah membuatnya cantik, tak peduli apakah dipermak, di bawa ke salon, atau bahkan di kasik cat dinding (he he he). kalau masih terlihat jelek, rubahlah definisi "cantik" dalam pikiran kita agar pasangan kita "tampak" cantik. gak perlu malu atau takut, karena kecantikan itu relatif. cantik kata orang tapi jelek menurut kita, begitu juga sebaliknya. dengan demikian, maka orang jelek bisa mendapatkan pasangan. maaf, yang jelek jangan tersinggung karena ini lagi mengupayakan agar yang jelek punya pasangan.
  3. linasabiha (karena keturunannya) hups.. kalau ini diartikan secara tekstual bener2 menindas deh... tolong hadits ini jangan pahami sebagai anjuran memilih pasangan karena faktor keturunannya. karena maksud hadist ini adalah bagaimana agar kita mampu menciptakan keturunan yang baik2. artinya, ada kesiapan dari kedua mempelai untuk memposisikan diri sebagai bapak dan ibu sesuai dengan tanggung jawab masing2. terlepas pasangan kita keturunan orang miskin atau kaya, konglomerat atau melarat, atau bahkan tidak jelas asalnya, siapa orang tuanya, dimana keluarganya, yang terpenting setelah itu keturunan kita jelas dan nyata. kalau ini bisa direalisasikan maka 20 tahun ke depan di indonesia tidak ada lagi yang namanya data yang kocar kacir kayak pada pemilu beberapa tahun lalu.
  4. limaliha (karena hartanya) yang terakhir karena faktor harta. kalau dipahami sepintas hadits ini seolah2 menganjurkan agar kita matre. seratus persen bukan dan tidak. tapi hadits ini justru mengarahkan bagaimana menjadi orang kaya. artinya, nikah ma orang miskin dan melarat gak apa2 asalkan tidak madesu (masa depan suram, bahasanya bang madit). hadist ini menghendaki agar suami istri merupakan pekerja keras dalam menggapai kebahagiaan duniawi berupa kekayaan.


nah, kalau pengertian emapat hal dalam hadits ini bisa di terapkan di indonesia insya Allah, indonesia akan damai, makmur dan sejahtera. bayangkan saja, kalau kita gak tahu agama, tapi cukuplah pasangan kita yang mengantarkan kita pada pemahaman agama yang benar. kalau kita keturnan gak jelas, bukankah kita mau menciptaka keluarga yang jelas dan nyata? kalau kita jelek, tak perlu berkecil hati, karena pasangan kita selalu bahagia dengan kecantikan dan kecakepan kita. dan kalau pun kita miskin, melarat dan bahkan bangsat (muuf), yakinlah kalau kita dan pasangan kita adalah pekerja keras yang siap menyongsong masa depan yang lebih cerah.

ketika agama ada dalam sikap keseharian kita, kecantikan selalu tampil dalam raut wajah kita, orientasi keturunan sudah jelas sekaligus dengan akte2nya, dan harta sudah jadi milik kita, lalu apa yang membuat kita tidak bangga dengan pasangan kita...???

INILAH PASANGAN IDEAL DALAM PERNIKAHAN YANG DEMOKRATIS......




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline