Banyak faktor yang melatarbelakangi kenapa orang mengoleksi sesuatu. Faktor-faktor itu biasanya cenderung subyektif. Artinya, hampir tidak rasional. Dan memang enggak perlu harus dirasionalisasikan.
Ada yang karena iseng, rasa senang, sekadar hobi, cuma gengsi, ada kenangan, ada rasa bangga dan berbeda, untuk kepuasan batin, sebagai tren, dan seterusnya yang lebih bersifat emosional dan subyektif.
Walaupun kemudian ada sisi-sisi pragmatis, fungsional, ada manfaat, ada pertimbangan benefit-profit (ada keuntungan finasial), misalnya, maka itu semua bukan faktor utama, tetapi hanya sebagai efek samping saja dari hobi mengoleksi sesuatu (barang) itu.
Yang pasti, ketika orang mengoleksi sesuatu itu jelas ada faktor yang melatarbelakanginya, terlepas apa pun faktornya.
Seperti apa yang saya lakukan dengan mengoleksi buku. Itu gara-gara saya punya gairah membaca yang menggebu. Saya memang senang membaca. Itu fakror utamanya. Sehingga hal itu terbilang sebagai hobi pada akhirnya.
Kapan saya senang membaca? Sedari kecil saat sekolah dasar pun saya sudah senang membaca. Berlanjut sampai jenjang pendidikan selanjutnya, dan klimaksnya saat-saat saya kuliah.
Saat kuliah saya merasakan bahwa membaca adalah sebuah kebutuhan. Perpustakaan adalah tempat yang paling menyenangkan bagi saya. Karena maklim saya tidak punya anggaran untuk membeli buku. Dan saya terus terang tidak mampu untuk membeli buku.
Maka pilihannya, adalah menumpang membaca buku atau paling banter meminjam buku dari perpustakaan.
Perkara menumpang baca buku, banuak cara bagi saya ketika itu. Bisa lewat teman, bisa di perpustakaan atau jika ingin membaca buku-buku baru (bukan untuk belanja buku atau membeli buku, tapi untuk sekadar membava buku) terpaksa saya berkunjung (main dan jalan-jalan) ke toko buku terbesar di Indonesia itu.
Toko buku, bagi saya, jika tidak berlebihan (mungkin terdengar lebay) adalah "surga" kebahagiaan saya.. Toko buku adalah salah satu destinasi wisata hati dan pikir yang paling menyenangkan dan menggairahkan bagi saya, saat itu, bahkan sampai sekarang.
Saya dulu itu bisa betah berlama-lama berada di perpustakaan atau di toko buku Sampai-sampai teman-teman kuliah saya, jika mencari saya dan ingin ketemu saya, mereka tidak akan susah-susah mencari, karena mereka sudah memastikan saya ada di perpustakaan. Segitu yakinnya mereka.