Berpuasa itu perlu latihan. Lebih-lebih bagi anak-anak. Proses latihan berpuasa bagi anak-anak balita harus dilakukan secara bertahap sesuai kondisi dan kemampuan anak.
Salah satu cara melatih anak-anak berpuasa adalah puasa bedug. Istilah puasa bedug ini merupakan tradisi masyarakat Sunda untuk mengajarkan dan melatih anak-anak melakukan ibadah puasa Ramadan.
Puasa bedug adalah puasa bagi anak-anak yang boleh berbuka puasa atau membatalkan puasanya tatkala mendengar bedug. Maka ketika anak mendengar bedug Zuhur, anak dibolehkan membatalkan puasanya.
Setelah itu anak disuruh lagi untuk melanjutkan puasanya sampai bedug selanjutnya yaitu bedug Asar. Bahkan jika anak kira-kira dianggap mampu, bisa terus melanjutkan sampai bedug Magrib Jika kira-kira dilihat tidak mampu, maka cukup puasanya sampai bedug Zuhur saja juga tidak apa-apa.
Puasa bedug atau puasa sampai waktu Zuhur bagi anak-anak sebagai tahapan proses melatih anak-anak berpuasa. Jadi anak tidak langsung dipaksakan harus berpuasa sampai selesai dan tuntas sampai bedug Magrib.
Puasa sampai selesai atau sampai waktu magrib itu, dalam tatar Sunda disebut dengan istilah puasa cacap.
Puasa bedug tadi bertujuan agar anak merasa dilibatkan dalam proses belajar dan latihan untuk melaksanakan puasa.
Di samping itu agar anak tidak merasa dibebani. Tapi anak diajak untuk merasa nyaman dan enjoy dengan ikut berpuasa seperti orang-orang dewasa atau orang tuanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H