Lihat ke Halaman Asli

Muis Sunarya

TERVERIFIKASI

Menulis tentang filsafat, agama, dan budaya

Pikobar, Hoaks, dan Lucunya Warganet

Diperbarui: 18 Juli 2020   19:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gubermur Jawa Barat, Ridwan Kamil menggelar rapat secara virtual (DOK. HUMAS PEMPROV. JAWA BARAT via kompas.com)

Hari ini, pesan berantai tersebar lewat grup-grup WhatsApp (WA) tentang rencana tilang bagi warga yang tidak memakai masker di DKI Jakarta.

Pesan ini tertulis mengatasnamakan intruksi Gubernur DKI Jakarta. Bahwa mulai 27 Juli 2020 - 09 Agustus 2020 (selama 14 hari), pemerintah daerah provinsi DKI Jakarta akan melakukan tilang bagi warga yang ketahuan (di khalayak umum) tidak memakai masker, dan didenda Rp200,000,00 sampai dengan Rp250,000,00.

Tangkapan layar pesan berantai tentang tilang bagi warga yang tidak pakai masker di grup WA. (dokpri)

Hanya saja ada yang janggal dalam pesan itu yang menyatakan bahwa uang denda tilang tersebut akan disetorkan ke kas daerah sesuai peraturan menggunakan e-tilang lewat aplikasi PIKOBAR (tanpa dijelaskan apa PIKOBAR itu).

Tangkapan layar pesan berantai tentang tilang bagi warga yang tidak pakai masker di grup WA (dokpri)

Sekilas membaca pesan berantai itu, warganet akan langsung percaya. Padahal jika peka dan cermat, pesan itu jelas-jelas hoaks (informasi bohong), sesat, dan menyesatkan.

Pesannya baik. Ada himbuan memakai masker sebagai salah satu cara untuk memutus mata rantai penyebaran pandemi Covid-19. Tetapi terkait tilang, denda, dan aplikasi PIKOBAR, dan mencatut nama Gubernur DKI Jakarta adalah nyata hoaks.

Jelas, itu "jaka sembung", atau nggak nyambung. Ditilangnya di Jakarta, kenapa uang dendanya disetor ke kas daerah Jawa Barat.

Mungkin sedang ingin bercanda. Atau apa mentang-mentang provinsi DKI Jakarta sudah kaya, banyak duitnya, sampai-sampai duit denda tilang di daerahnya pun, dikasih ke provinsi Jawa Barat? Bisa jadi Gubernur DKI Jakarta, seloroh teman saya, tidak lagi butuh duit, ia lebih butuh suara (kalau ini pasti bercanda).

Perilaku warganet +62 memang benar-benar lucu, polos, dan menghibur (maaf, saya tidak mengatakan kebelinger atau ada kabel yang korsleting di otaknya).

Tapi yang pasti, pelaku yang membuat pesan ini jelas kurang profesional, dan tidak teliti sebelum menyebarkan pesan yang menyesatkan, dan hoaks ini. Kelihatannya sangat rendah keterampilan mengotak-atik (mengutak-atik) kata, menghapus dan menggantinya, atau menyuntingnya.

Atau apa mungkin pelakunya ini belum centang hijau, apalagi centang biru? Wajar, kayaknya amatiran, dan recehan, seperti layaknya saya ini di sini.

Pesan itu aslinya memang berasal dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Murni program pemerintah daerah provinsi Jawa Barat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline