Lihat ke Halaman Asli

Muis Sunarya

TERVERIFIKASI

Menulis tentang filsafat, agama, dan budaya

Menerka Menteri Agama Lima Tahun Kedua Pemerintahan Jokowi

Diperbarui: 17 Oktober 2019   13:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prof. Dr. Nasaruddin Umar dan Prof. Dr. Nadirsyah Hosen / sumber foto: liputanislam.com dan ngopibareng.id

Susunan menteri Kabinet Kerja II untuk lima tahun ke depan sudah rampung. Siapa-siapa saja yang akan menjadi pembantu Presiden Jokowi dalam pemerintahannya itu masih dirahasiakan.

Walaupun begitu tentu masih bisa berubah sebelum waktunya diumumkan. Kemungkinan pengumumannya pasca pelantikan Presiden dan Wakil Presiden yang akan digelar lima hari lagi. Demikian dinyatakan oleh Presiden Jokowi hari ini (14/10/2019).

Secara konstitusional, salah satu hak prerogatif Presiden adalah mengangkat dan memberhentikan menteri-menterinya (UUD 1945 Pasal 17 Ayat 2). Tetapi, dalam praktiknya, bisa saja Presiden mendengarkan masukan dan usulan dari berbagai pihak (tidak perlu disebutkan siapa saja berbagai pihak itu). Itu realitas yang tidak bisa dimungkiri.

Lain SBY, Lain Juga Jokowi

Setiap presiden punya gaya dan cara masing-masing dalam proses pengangkatan menteri-menterinya. Jokowi adalah salah satu presiden yang tidak membuka blak-blakan siapa saja yang akan diangkat menjadi menterinya. Paling-paling Jokowi itu memberi sinyal, tapi samar-samar dan tidak jelas juga. Tetap merahasiakan dan mengundang penasaran publik.

Berbeda dengan presiden sebelumnya, Susilo Bambang Yudoyono (SBY). SBY di samping menelepon (menghubungi) calon menterinya, juga memanggil satu per satu ke rumahnya di Cikeas.

Alkisah, suatu hari di bulan Oktober 2009, satu dekade yang lalu, suasana kediamannya di Puri Cikeas Indah Bogor, ramai dipenuhi para wartawan yang akan meliput peristiwa penting terkait pemanggilan calon menteri yang akan duduk di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB)II.

Hari itu, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden RI terpilih untuk periode kedua (2009 - 2014), memang berencana memanggil beberapa orang yang akan diangkat menjadi menteri atau pejabat setingkat menteri di paruh kedua pemerintahannya.

Beberapa orang bergantian datang dan pergi, keluar masuk kediaman SBY untuk memenuhi panggilannya. Kedatangan mereka itu tentu saja tidak serta merta, tapi dihubungi lebih dulu lewat telepon.

Jadi publik sudah bisa tahu lebih awal siapa saja yang akan menjadi menteri SBY. Karena proses pemanggilan tadi dibuka ke ruang publik. Disiarkan secara langsung oleh stasiun-stasiun televisi. Ada semacam proses uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) dan publikasi calon-calon menteri zaman SBY.

Dan hampir dipastikan yang dipanggil menghadap SBY, itulah yang akan menjadi menteri. Walaupun begitu, karena satu dan lain  hal, di luar dugaan, tidak menutup kemungkinan, batal dilantik pada waktunya. Padahal sebelumnya sudah dipanggil oleh SBY.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline