Hari Pertama: Keganjilan di Hotel Malioboro
Antusiasme membara di dada kami, para siswa SMA, saat berangkat study tour ke Yogyakarta. Kemeriahan bus mengantarkan kami menuju hotel di dekat Malioboro. Suasana malam yang dingin tak menyurutkan semangat kami untuk menjelajahi kota budaya ini.
Namun, hawa mencekam mulai terasa saat kami memasuki hotel. Kamar yang kami tempati terasa lembab dan pengap. Keran air di kamar mandi beberapa kali menyala sendiri, meskipun tak ada yang menyentuhnya. Rasa tidak nyaman semakin memuncak saat salah satu teman kami,sebutsaja namanya Dina, tiba-tiba kesurupan.
Tubuh Dina menegang, matanya melotot, dan mulutnya mengeluarkan suara-suara serak yang tak dimengerti. Kami panik dan berusaha menenangkannya. Untunglah, setelah beberapa saat, Dina tersadar dengan wajah pucat pasi dan ketakutan. Ia mengaku melihat sosok wanita berambut panjang putih di dalam kamar mandi.
Malam itu, kami tak bisa tidur nyenyak. Rasa ngeri dan paranoia menyelimuti kami. Keganjilan di hotel ini menjadi awal dari serangkaian kejadian mengerikan yang akan kami alami selama study tour.
Hari Kedua: Teror di Tawangmangu
Keesokan harinya, kami mengunjungi tempat wisata Tawangmangu. Di sana, kami disuguhkan dengan pemandangan alam yang indah dan udara yang sejuk. Namun, di balik keindahannya, tempat ini menyimpan aura mistis yang tak terduga.
Saat kami memasuki kawasan wisata, sebuah patung ular besar menyambut kami. Patung itu begitu realistis, dengan mata yang seolah-olah menatap tajam ke arah kami. Sejak saat itu, rasa demam mulai melanda tubuh saya. Tubuh saya terasa lemas dan pusing, seperti ada energi negatif yang berusaha masuk ke dalam diri saya.
Hari Ketiga: Suara Misterius dan Teror Telepon
Ketakutan kami semakin memuncak saat perjalanan pulang. Saya mencoba menelepon orang tua untuk mengabarkan bahwa kami akan segera tiba. Namun, yang terdengar di seberang sana bukan suara saya, melainkan suara perempuan yang menangis dan merintih.
Suara itu terdengar begitu pilu dan penuh kesedihan. Sesekali, dia mengucapkan beberapa kalimat dalam bahasa Jawa yang orang tua saya tidak mengerti. Anehnya, orang tua saya di seberang sana tidak mendengar suara saya, tetapi saya mendengar suara orang tua saya dengan normal.