Lihat ke Halaman Asli

MAMS( MUHAMMAD ABDUL MUIS)

Wakil Direktur Akademik

Akuntansi Tuyul: Mengungkap Manipulasi Laporan Keuangan di Indonesia

Diperbarui: 8 Februari 2024   12:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Hitung-Hitungan Tuyul: Membongkar Rahasia Manipulasi Laporan Keuangan

Akuntansi tuyul, sebuah istilah satir yang merujuk pada praktik manipulasi laporan keuangan, bagaikan benalu yang menggerogoti kredibilitas dan transparansi dunia bisnis di Indonesia. Praktik ini, layaknya tuyul yang mencuri uang secara diam-diam, mengaburkan realitas keuangan perusahaan dan menyesatkan para pemangku kepentingan. Manipulasi laporan keuangan dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari menyembunyikan biaya, melebih-lebihkan pendapatan, hingga pengakuan pendapatan yang tidak realistis.

Dampak Manipulasi Laporan Keuangan

Dampak dari praktik akuntansi tuyul ini sangatlah luas dan merugikan berbagai pihak, antara lain:

  • Investor: Investor yang tertipu oleh laporan keuangan yang dimanipulasi dapat mengalami kerugian finansial yang signifikan.
  • Kreditur: Kreditur yang memberikan pinjaman kepada perusahaan berdasarkan laporan keuangan yang dimanipulasi dapat mengalami gagal bayar.
  • Pemerintah: Pemerintah kehilangan pendapatan pajak dan potensi investasi akibat perusahaan yang tidak transparan.
  • Masyarakat: Masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap dunia bisnis dan enggan untuk berinvestasi.

Modus Operandi Akuntansi Tuyul

Para pelaku akuntansi tuyul menggunakan berbagai modus operandi untuk memanipulasi laporan keuangan, di antaranya:

  • Menyembunyikan biaya: Biaya-biaya tertentu sengaja disembunyikan atau dicatat dengan nilai yang lebih rendah untuk meningkatkan laba perusahaan. Contohnya, perusahaan dapat mencatat biaya perjalanan dinas sebagai biaya operasional lain-lain.
  • Melebih-lebihkan pendapatan: Pendapatan dicatat dengan nilai yang lebih tinggi dari yang sebenarnya untuk menunjukkan kinerja perusahaan yang lebih baik. Contohnya, perusahaan dapat mencatat penjualan fiktif atau mencatat pendapatan sebelum benar-benar diterima.
  • Pengakuan pendapatan yang tidak realistis: Pendapatan diakui sebelum benar-benar diterima, seperti mencatat penjualan yang belum terjadi. Contohnya, perusahaan dapat mencatat pendapatan dari proyek yang belum selesai.
  • Manipulasi aset: Nilai aset perusahaan dimanipulasi agar terlihat lebih tinggi dari nilai sebenarnya. Contohnya, perusahaan dapat mencatat nilai tanah dengan nilai yang lebih tinggi dari nilai pasar.

Contoh Kasus Manipulasi Laporan Keuangan di Indonesia

Sejarah bisnis Indonesia diwarnai dengan berbagai kasus manipulasi laporan keuangan yang menggemparkan, seperti:

  • Kasus PT Kimia Farma Tbk : Melakukan penggelembungan laba bersih tahun 2001 senilai Rp 32,668 miliar, dari Rp 99,594 miliar menjadi Rp 132 miliar dengan Kesalahan penyajian terkait persediaan, dengan nilai daftar harga persediaan digelembungkan, KAP yang mengaudit laporan keuangan PT Kimia Farma gagal mendeteksi kecurangan tersebut.
  • Kasus PT Garuda Indonesia Tbk: kasus korupsi mencapai Rp 8,8 triliun. Kerugian tersebut akibat pengadaan pesawat CRJ-1000 dan pengambilalihan pesawat ATR 72-600 yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip pengadaan BUMN.
  • PT Jiwasraya : Kasus Jiwasraya tercatat sebagai salah satu skandal korupsi terbesar di Indonesia, dengan potensi kerugian negara mencapai Rp 16,8 triliun. Temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ini berdasarkan penyidikan atas berkas selama 10 tahun, dari 2008 hingga 2018.

Upaya Pencegahan Manipulasi Laporan Keuangan

Upaya pencegahan manipulasi laporan keuangan harus dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan, meliputi:

  • Penguatan regulasi: Pemerintah perlu memperkuat regulasi terkait pelaporan keuangan dan meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan memperketat aturan akuntansi, meningkatkan sanksi bagi pelanggar, dan mewajibkan audit eksternal oleh auditor independen.
  • Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance): Perusahaan perlu menerapkan tata kelola perusahaan yang baik untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan. Hal ini dapat dilakukan dengan membentuk komite audit yang independen, menerapkan sistem whistleblowing, dan meningkatkan transparansi dalam pengungkapan informasi keuangan.
  • Peningkatan edukasi: Perlu dilakukan edukasi kepada para pemangku kepentingan tentang bahaya manipulasi laporan keuangan dan pentingnya transparansi dalam pelaporan keuangan. Hal ini dapat dilakukan melalui pelatihan, seminar, dan publikasi informasi terkait akuntansi dan keuangan.

Peran Penting Akuntan dan Auditor

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline