Protein merupakan salah satu zat gizi makro yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai zat gizi yang dapat mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Protein sebagai zat gizi makro artinya zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang banyak. Protein terdiri dari beberapa unsur kimia diantaranya yaitu Carbon (C), Hidrogen (H), dan juga Nitrogen (N). Protein tersusun oleh beberapa asam amino, menurut sumbernya protein dibagi menjadi dua jenis yaitu protein hewani yang sumbernya berasal dari hewan dan yang kedua adalah protein nabati yang sumbernya berasal dari tumbuhan. Asupan protein yang dibutuhkan untuk mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berasal dari sumber protein nabati maupun protein hewani.
Jenis protein yang memiliki peran kontribusi paling besar untuk mendukung pertumbuhan anak secara optimal adalah protein yang berasal dari sumber hewani. Hal tersebut karena, jika ditinjau dari jumlah kandungan asam amino, protein hewani memiliki jumlah asam amino esensial yang lebih banyak apabila dibandingkan dengan asam amino yang terkandung di dalam protein nabati. Kandungan asam amino esensial dari protein hewani dibutuhkan oleh tubuh manusia, terutama bagi anak-anak yang sedang dalam fase pertumbuhan, asam amino digunakan sebagai dasar pembentukan protein yang dibutuhkan dalam tubuh dan memiliki peran penting untuk pembentukan jaringan. Tercukupinya kebutuhan asam amino esensial dari konsumsi protein hewani mendukung proses pertumbuhan anak secara optimal.
Asam amino esensial berperan penting karena dapat mensintesis hormon pertumbuhan sehingga bisa meningkatkan laju pertumbuhan anak. Asam amino esensial merupakan asam amino yang tidak bisa dihasilkan atau diproduksi oleh tubuh sendiri, oleh karena itu untuk mencukupinya perlu diperoleh dari konsumsi makanan. Protein hewani mengandung zat gizi yang lebih lengkap seperti omega 3, DHA, zat besi, vitamin B12, vitamin D, dan juga kalsium. Berbagai jenis zat gizi tersebut mempunyai peran penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Omega 3 memberikan kontribusi penting untuk meningkatkan fungsi kognitif anak, selain itu juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak. DHA menjadi komponen utama untuk mendukung perkembangan otak anak. Dengan adanya DHA, otak anak mampu melakukan proses pemikiran lebih optimal. Zat besi dibutuhkan tubuh untuk pembentukan hemoglobin yang membantu proses peredaran oksigen dalam tubuh. Vitamin B12 berperan penting untuk menjaga kesehatan otak, membantu mengoptimalkan fungsi sistem saraf serta berperan untuk membantu memproduksi sel darah merah. Vitamin D juga menjadi salah satu zat gizi mikronutrien yang diperlukan untuk perkembangan otak anak. Kalsium berperan penting untuk proses pertumbuhan tulang. Apabila terjadi kekurangan asupan dari berbagai jenis zat gizi tersebut maka dapat menyebabkan gangguan perkembangan yang berpotensi mengakibatkan anak mengalami stunting.
Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi yang banyak terjadi di negara berkembang salah satunya Indonesia, stunting secara umum terjadi pada anak usia balita. Stunting ditandai oleh adanya kondisi gagal tumbuh pada anak atau anak yang mengalami masalah keterlambatan pertumbuhan, yang dapat dilihat dari indeks tinggi badan menurut usia anak yang berada di bawah standar baku yang telah ditetapkan oleh WHO. Stunting yang terjadi pada anak usia balita bisa meningkatkan terhadap angka kasus kesakitan dan angka kematian anak. Pengaruh dalam jangka panjang anak balita yang menderita stunting akan mengalami penurunan perkembangan dan tingkat kecerdasannya.
Proses pertumbuhan anak membutuhkan asupan zat gizi makro maupun zat gizi mikro. Faktor yang dapat mempengaruhi kejadian stunting salah satunya adalah ketidakseimbangan antara asupan zat gizi dalam makanan yang dikonsumsi dengan kebutuhan asupan zat gizi dalam makanan yang diperlukan oleh tubuh, dalam hal ini terutama adalah zat gizi makro. Sehingga dapat diartikan bahwa stunting terjadi ketika kondisi tubuh mengalami kekurangan asupan energi dan juga zat gizi yang terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama. Stunting terjadi karena adanya masalah kurang gizi kronis salah satunya adalah kurangnya asupan protein. Stunting mampu dicegah dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung protein tinggi terutama yang bersumber dari protein hewani. Protein hewani berperan penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal terutama yang masih berada pada usia di bawah lima tahun. Protein hewani merupakan sumber asam amino esensial terbaik dan paling lengkap. Protein hewani mengandung semua jenis asam amino esensial yang mampu mencukupi kebutuhan protein untuk proses pertumbuhan dan perkembangan anak balita. Protein hewani berperan untuk mendukung terbentuknya berbagai enzim maupun hormon pertumbuhan. Protein hewani membantu memperkuat daya tahan tubuh anak dari berbagai macam pengaruh infeksi penyakit, membantu pembentukan sel maupun jaringan tubuh yang nantinya bisa mendukung kekuatan otot dan tulang anak.
Kualitas konsumsi makanan yang bergizi pada masa pertumbuhan anak-anak menimbulkan dampak positif terhadap kesehatan dan pertumbuhan anak. Anak-anak yang mengalami stunting memiliki kecenderungan untuk lebih rentan terjangkit berbagai macam penyakit. Oleh karena itu dengan memastikan asupan nutrisi anak dengan cara mencukupi kebutuhan protein hewani menjadi salah satu cara untuk mengatasi masalah stunting dan memberikan jaminan kesehatan yang baik untuk masa depan anak.
Sumber protein hewani dapat berasal dari berbagai pilihan jenis makanan seperti ikan, telur, daging, dan juga produk susu beserta olahannya. Konsumsi menu makan dengan kombinasi yang seimbang dari berbagai macam sumber bahan makanan tersebut, anak-anak dapat memperoleh berbagai jenis protein dan nutrisi lain yang juga mendukung proses pertumbuhan dan perkembangannya. Membiasakan untuk mengkonsumsi makanan tinggi protein hewani merupakan strategi yang efektif untuk memastikan anak-anak memperoleh nutrisi gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Walaupun protein hewani mempunyai manfaat untuk kesehatan yang cukup besar, namun perlu memperhatikan juga dari aspek keamanan pangan serta ketersediaannya. Hal yang penting untuk dilakukan adalah memastikan jika sumber protein hewani yang dikonsumsi oleh anak-anak sudah memenuhi standar keamanan pangan yang ditetapkan. Disamping hal tersebut juga perlu adanya upaya untuk meningkatkan aksesibilitas untuk keteresediaan protein hewani dalam berbagai lapisan masyarakat. Upaya ini dapat menjadi kunci untuk mengatasi permasalahan terjadinya stunting pada anak.
Sejumlah penelitian empiris telah mendukung keterkaitan hubungan posistif antara konsumsi protein hewani dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal tersebut memberikan bukti yang kuat bahwa dengan asupan protein hewani yang baik dan mencukupi kebutuhan gizi anak dapat mengurangi risiko terkena masalah gizi stunting. Edukasi masyarakat dan peran orang tua memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya konsumsi protein hewani bagi pertumbuhan dan perkembangan anak dalam mencegah kasus stunting. Pengetahuan orang tua tentang makanan yang bergizi dan cara penerapannya dalam pola konsumsi makan yang seimbang berkontribusi besar untuk pencegahan masalah stunting pada anak.
Dalam menghadapi tantangan masalah stunting pada anak-anak konsumsi protein hewani memegang peranan penting untuk menyediakan kebutuhan asupan asam amino esensial, zat-zat gizi penting lainnya, serta memastikan kualitas nutrisi makanan yang dikonsumsi dan dibutuhkan untuk pertumbuhan anak secara optimal. Dengan mendukung keberhasilan program pencegahan stunting, merupakan salah satu langkah strategi untuk menjadikan anak yang lebih sehat dan generasi yang lebih kuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H