Lihat ke Halaman Asli

Muhyiddinnor

Mahasiswa

Akhlak Kunci Agama

Diperbarui: 30 Maret 2019   05:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

steemit.com

Dalam beberapa permasalahan yang sering terjadi pada seseorang, menyebabkan suatu dampak tersendiri bagi pelaku maupun orang-orang yang ada disekitarnya. Sehingga permasalahan tersebut dapat kita klarifikasi mengenai akhlak dan tingkah lakunya dalam menyelesaikan masalah.

Dari hal tersebut perlu kita ketahui apa itu akhlak? Akhlak berasal dari bahasa arab jama' dari kata khulukun yaitu budi pekerti, perangai, tingkah laku, maupun tabiat seseorang. Kata khalqun berarti kejadian, yang mana sangat beruhubungan dengan khaliq (pencipta), demikian pula dengan makhluqun (yang diciptakan).

Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan baik antara khaliq  (pencipta) dengan makhluqun  yaitu segala sesuatu yang diciptakan termasuk manusia.

Kemudian, mengapa akhlak itu sebagai kunci dalam sebuah agama? Hal ini telah disebutkan dalam sebuah hadis Nabi SAW. Terutama mengenai akhlak, karena beliau adalah satu-satunya makhluk yang di utus untuk menyempurnakan akhlak dan juga sebagai suri tauladan bagi umat dan agamanya.

Dalam hadis yang diriwayatkan  oleh At-Thabrani dalam Al Kabir, sabda Nabi SAW sekaligus nasehat kepada Mu'adz : "hendaklah kamu berbudi pekerti yang baik, sebab orang yang paling bagus akhlaknya adalah mereka yang paling bagus agamanya".

Hal ini sangat berkiatan dengan petunjuk dalam agama yang dapat di jadikan sarana untuk memperbaiki akhlak, salah satunya hadis yang telah di sebutkanyang mana akhlak itu cerminan bagi agamanya.

Jadi, akhlak itu bukanlah suatu perbuatan, melainkan gambaran bagi jiwa yang tersembunyi. oleh karenanya akhlak itu bersifat nafsiah artinyakejiwaan dan maknawiah yaitu sesuatu yang abstrak.

Sedangkan bentuk yang nampak itu dinamakan muamalah yakni tindakan atau suluk yang disebut perilaku, makna intinya adalah akhlak itu sebagai sumber dan perilaku yang mana terlihat dari segi bentuk maupun sifatnya.

Menurut Abdul  Somad, Lc., MA manusia itu terdiri dari tiga unsur yaitu akal, jasad, dan ruh. Akal itu untuk menganalisa dan memikirkan, sedangkan jasad membutuhkan makan,minum, serta beristirahat, dan ruh sebagai daya dalam hal amalatau ibadah kepada Allah Swt.

Tiga unsur itu dapat kita padukan dengan memasukkan tiga unsur yang lainnya dalam kehidupan, yang mana satu sama lain saling berhubungan dengan akhlak.Unsur tersebut lebih kepada objek yang kita pandang yakni Psikologis, Sosiolgi,dan Iman.

Unsur tersebut bisa kita katakan kunci dalam akhlak dan juga sangat memadukan penerapannya dalam beragama. Disini peranan Psikologi dalam akhlak mempunyai pertalian yang erat dan kuat.

Sebagai mana yang telah kita ketahui bahwa Psikologi membicarakan mengenaihal jiwa. Objeknya mengenai kekuatan perasaan, tentang mengenal, mengingat,berkehendak, kebebasan, khayal, rasa kasih sayang, kelezatan dan rasa sakit.

Adapun akhlak memerlukan apa yang ada dalam jiwa tersebut, sehingga persoalan objek ilmu jiwa itu menguraikan perilaku seseorang baik dalam masyarakat maupun hal-hal yang berbau sosial.

Dalam hal sosiologi sudah tentu menguat tentang akhlak, karena dalam berhubungan sosial manusia tidak akan bisa hidup tanpa bermasyarakat. Maka bisa kita katakan hal ini sama halnya dengan psikologi yang mana hubungannya sangat erat dan kuat. Bahkan akhlak mempelajari dan mengupas masalah perilaku dalambermasyarakat.

Terakhir mengenai iman yang berhubungan dengan akhlak. Akhlak yang baik merupakan mata rantai dari keimanan. Kalau iman sudah melahirkan amal salehmaka dapat dikatakan akhlak itu telah sempurna.

Demikian pula seandainya ada suatu perbuatan yang pada lahirnya baik, tapi titik tolaknya bukan karena iman maka tidak akan mendapat nilai di sisi Allah.Iman tidak hanya sekedar tasdiq dalam hati, namun juga di perlukan pengakuan secara lisan dan perbuatan hingga menimbulkan akhlak yang sesuai dengan kadar keimanannya.

Iman adalah sumber pendidikan paling luhur, mendidik akhlak, karakter, dan mental manusia, hingga dapat mengatur keseimbangan yang harmonis antara rohani dan jasmani. Secara normatif, pendidikan akhlak sudah ada dalam al quran dan hadis, tinggal kita yang merumuskannya secara operasional.

Dalam menghadapi keburukan-keburukan akhlak yang menggunakan sarana modern,maka solosinya juga memakai cara modern dalam mengatasinya. Misalnya, kenakalan remaja berupa penggunaan obat bius (narkotika), harus bekerjasama antara pihak penegak hukum, psikiater, dan ahli agama dengan menggunakan metode tepat guna.

Dengan demikian persoalan akhlak di masa kini atau era modern harus di atasi pula dengan teknik terkini, sehingga semuanya jelas bahwa keburukan akhlak itubisa kita atasi dengan mudah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline