Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Viki Riandi

Founder Komunitas Sayang Jiwa dan Otak | Founder Lingkar Yatim Khatulistiwa

Dari Fatwa ke Realita: Menghadapi Budaya Merokok di Kalangan Kader Muda Muhammadiyah

Diperbarui: 25 September 2024   00:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

id.pinterest.com/bkusan0668/

Pontianak, 24 September 2024. Di era modern yang penuh dengan tantangan, dan perubahan, generasi muda Muhammadiyah dihadapkan pada pilihan yang sangat penting. Organisasi ini tidak hanya sekadar wadah untuk berkumpul, tetapi juga menjadi ruang untuk mengembangkan potensi diri, dan berkontribusi pada masyarakat. Namun, fenomena yang mengkhawatirkan saat ini adalah semakin banyaknya kader muda yang beralih fokus dari dakwah yang menjadi dasar Muhammadiyah, menuju isu-isu yang sama sekali tidak mengutamakan dakwah di dalamnya.  Salah satu masalah yang menonjol adalah meningkatnya budaya merokok di kalangan anak muda, meskipun Muhammadiyah telah tegas mengeluarkan fatwa yang melarangnya. Sedikit kita perlu membahas isu ini dalam rangka menekankan pentingnya menjadi anak muda Muhammadiyah yang sejati.

    Sejarah dan Fatwa tentang Rokok dalam Muhammadiyah

Fatwa Majelis Tarjih Nomor 7/2011 jelas menyatakan bahwa merokok adalah haram karena dampaknya yang merugikan kesehatan. Dalam konteks Islam, menjaga kesehatan adalah bagian dari menjaga amanah Allah Ta'ala. Dalam Al-Qur'an, Allah Ta'ala berfirman, "Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri" (Q.S. An-Nisa: 29), yang mengisyaratkan bahwa tindakan yang dapat merusak kesehatan harus dihindari. Muhammadiyah, sebagai organisasi yang mengedepankan nilai-nilai Islam, memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan kesadaran tentang bahaya merokok, dan mendorong gaya hidup sehat di kalangan anggotanya.

Data terbaru menunjukkan bahwa prevalensi merokok di Indonesia masih tinggi, terutama di kalangan anak muda. Menurut Survei Kesehatan Nasional (Riskesdas) 2023, prevalensi perokok di kalangan laki-laki berusia 15 tahun ke atas mencapai 73,7%, dengan proporsi perokok aktif pada kelompok usia 15-24 tahun juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa merokok bukan hanya masalah individu, tetapi juga tantangan besar bagi kesehatan masyarakat.

   Dampak Sosial dan Kesehatan dari Merokok

Budaya merokok di kalangan anak muda sering kali dipengaruhi oleh citra sosial, dan tekanan teman sebaya. Banyak yang berpikir bahwa merokok dapat meningkatkan kepercayaan diri, dan membantu mereka diterima dalam kelompok. Namun, dampak kesehatan dari merokok sangat serius. Menurut penelitian dari American Cancer Society, merokok merupakan penyebab utama dari banyak penyakit serius, termasuk kanker paru-paru, penyakit jantung, dan stroke.

Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa anak-anak, dan remaja yang terpapar asap rokok memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan, seperti asma dan infeksi saluran pernapasan. Menurut data dari WHO, sekitar 1,2 juta orang meninggal setiap tahun akibat paparan asap rokok dari perokok pasif. Ini menekankan bahwa merokok bukan hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga orang lain, terutama yang paling rentan.

    Tanggung Jawab Kader Muhammadiyah

Sebagai kader Muhammadiyah, kita memiliki tanggung jawab besar untuk berpegang teguh pada fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Tarjih sebagai pedoman ber-Muhammadiyah serta menjadi teladan dalam hidup sehat. Dalam menghadapi budaya merokok, kita harus proaktif dalam menyebarluaskan informasi tentang bahaya merokok. Kader yang merokok tidak hanya mencoreng citra Muhammadiyah, tetapi juga memberikan pesan yang salah kepada generasi muda lainnya. Kita harus mengingat bahwa tindakan kita akan mempengaruhi orang-orang di sekitar kita.

Untuk itu, kita perlu melakukan langkah-langkah konkret. Mengadakan seminar, diskusi, dan workshop tentang kesehatan serta bahaya merokok bisa menjadi salah satu cara untuk menyebarluaskan informasi ini. Melibatkan ahli kesehatan untuk memberikan perspektif yang lebih mendalam akan sangat membantu dalam meningkatkan kesadaran masyarakat. Kita juga bisa memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk menyebarkan pesan kesehatan yang positif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline