Lihat ke Halaman Asli

Muhtolib

Seneng ngopi sambil bermacapat

PR Besar KPU di Pemilu 2024

Diperbarui: 28 Maret 2022   07:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warga melintas di depan mural bertema pemilihan umum di kawasan Pasar Anyar, Kota Tangerang, Banten, Kamis (7/5/2020)(ANTARA FOTO/FAUZAN)

Pelantikan komisioner KPU terpilih oleh presiden terhadap dijadwalkan tanggal 12 April mendatang. Sejumlah Pekerjaan Rumah (PR) besar sudah menanti. 

Meski pemilu adalah hajat rutin 5 tahunan. Namun, Pemilu 2024 memiliki karakteristik dan tantangan yang berbeda dan bisa jadi akan lebih berat dari Pemilu sebelumnya. 

Mengapa demikian? Isu penundaan Pemilu yang dilontarkan oleh ketum parpol ataupun para elit politik. 

Terlebih, komisioner KPU terpilih sempat bertemu salah satu ketum parpol yang melontarkan wacana penundaan Pemilu. Hal ini menjadi salah satu PR besar KPU untuk menjaga integritas, bekerja secara independen dan profesional sesuai konstitusi.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah lembaga penyelenggara pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri dalam pelaksanaan Pemilu. 

KPU memegang tanggung jawab keberhasilan pelaksanaan demokrasi kita. Mulai dari merencanakan, mempersiapkan, hingga menetapkan hasil Pemilu. Penyelenggara yang berintegritas akan menciptakan Pemilu yang bermartabat.

Lantas apa yang menjadi PR besar KPU hari ini? 

Pertama, menciptakan lembaga penyelenggara yang berintegritas, independen, dan profesional. Permasalahan tersebut selalu muncul pada penyelenggara Pemilu. 

Meski kita tak bisa menafikan data kepuasan masyarakat pada kinerja penyelenggara Pemilu dalam tahun-tahun terakhir ini cukup bagus. Hasil survei Centre For Strategic and International Studies (CSIS) tahun 2019 menyebutkan bahwa 70,2 persen masyarakat puas dengan kinerja penyelenggara Pemilu.

Kaitannya dengan saat ini adalah bagaimana kuatnya upaya mengintervensi terhadap lembaga penyelenggara Pemilu, termasuk KPU, untuk meloloskan kepentingan politik kelompok tertentu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline