Lihat ke Halaman Asli

Puisi| Batu Nisan

Diperbarui: 16 Desember 2016   09:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://barus.weebly.com/

Sebelum papan penanda di atas tanah sengketa dilepas, seorang bocah mendorong gerobak bakso menuju kota. melintasi perkampungan kecil tempat pangkalan ojek memelihara tulang punggung keluarga. 

Sementara di ujung perkampungan masih sepi, tapi di sana ada batu nisan yang tegak lurus mendongak ke arah langit. ia masih meminta sengketa lanjutan. tapi sepertinya ia sudah tidak terurus lagi. 

Sekarang ia menggigil. pucat oleh gerimis dan sesak tertindih batuan masa.

Samata, 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline