Lihat ke Halaman Asli

Muhril Tosi

Mahasiswa pasca sarjana UINSA

Pendidikan Agama multikultural

Diperbarui: 17 Desember 2024   17:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Uraian pembahasan ini menjelaskan bahwa inovasi kurikulum PAI berbasis multikulturalisme di madrasah Aliyah adalah poin penting yang mesti dilakukan dalam pengembangan kurikulum. Inovasi adalah suatu bentuk pembaharuan pada kurikulum, dan perubahan ataupun pengembangan tersebut memiliki latarbelakang yang jelas. Kurikulum PAI berbasiskan multikultural dilakukan karena pentingnya peserta didik memahami lingkungan tempat tinggalnya, yaitu negara Indonesia, yang multikultural. Aspek multikulturalitas negara ini menuntut dunia pendidikan untuk melakukan berbagai inovasi termasuk konten kurikulum agama Islam.
Adapun kurikulum PAI berbasis multikulturalisme pada tingkat menengah harus dilihat aspek perkembangan peserta didik. Karena itu, peserta didik pada madrasah Aliyah memiliki rentang usia 12-18 tahun. Pada tahapan ini mata pelajaran PAI harus mencerminkan nilai-nilai multikultural, yaitu suatu pandangan hidup manusia agar mampu hidup meskipun dalam keberbedaan. Yaitu tercerminkan pada perencanaan kurikulum PAI, visi misi, pada proses pembelajaran, dan evaluasi. Kurikulum ini harus disisipi konten-konten yang banyak mengenai toleransi, sikap inklusif, pluralitas, dan ke-bhinneka tunggal ika-an, yang dapat dilakukan dengan cara kontributif, aditif, dan aksi sosial. Uraian pembahasan di atas menjelaskan bahwa inovasi kurikulum PAI berbasis multikulturalisme di madrasah Aliyah adalah poin penting yang mesti dilakukan dalam pengembangan kurikulum. Inovasi adalah suatu bentuk pembaharuan pada kurikulum, dan perubahan ataupun pengembangan tersebut memiliki latarbelakang yang jelas. Kurikulum PAI berbasiskan multikultural dilakukan karena pentingnya peserta didik memahami lingkungan tempat tinggalnya, yaitu negara Indonesia, yang multikultural. Aspek multikulturalitas negara ini menuntut dunia pendidikan untuk melakukan berbagai inovasi termasuk konten kurikulum agama Islam.
Adapun kurikulum PAI berbasis multikulturalisme pada tingkat menengah harus dilihat aspek perkembangan peserta didik. Karena itu, peserta didik pada madrasah Aliyah memiliki rentang usia 12-18 tahun. Pada tahapan ini mata pelajaran PAI harus mencerminkan nilai-nilai multikultural, yaitu suatu pandangan hidup manusia agar mampu hidup meskipun dalam keberbedaan. Yaitu tercerminkan pada perencanaan kurikulum PAI, visi misi, pada proses pembelajaran, dan evaluasi. Kurikulum ini harus disisipi konten-konten yang banyak mengenai toleransi, sikap inklusif, pluralitas, dan ke-bhinneka tunggal ika-an, yang dapat dilakukan dengan cara kontributif, aditif, dan aksi sosial.
INOVASI KURIKULUM PAI BERBASIS MULTIKULTURAL DI MADRASAH ALIYAH
Uraian pembahasan ini menjelaskan bahwa inovasi kurikulum PAI berbasis multikulturalisme di madrasah Aliyah adalah poin penting yang mesti dilakukan dalam pengembangan kurikulum. Inovasi adalah suatu bentuk pembaharuan pada kurikulum, dan perubahan ataupun pengembangan tersebut memiliki latarbelakang yang jelas. Kurikulum PAI berbasiskan multikultural dilakukan karena pentingnya peserta didik memahami lingkungan tempat tinggalnya, yaitu negara Indonesia, yang multikultural. Aspek multikulturalitas negara ini menuntut dunia pendidikan untuk melakukan berbagai inovasi termasuk konten kurikulum agama Islam.
Adapun kurikulum PAI berbasis multikulturalisme pada tingkat menengah harus dilihat aspek perkembangan peserta didik. Karena itu, peserta didik pada madrasah Aliyah memiliki rentang usia 12-18 tahun. Pada tahapan ini mata pelajaran PAI harus mencerminkan nilai-nilai multikultural, yaitu suatu pandangan hidup manusia agar mampu hidup meskipun dalam keberbedaan. Yaitu tercerminkan pada perencanaan kurikulum PAI, visi misi, pada proses pembelajaran, dan evaluasi. Kurikulum ini harus disisipi konten-konten yang banyak mengenai toleransi, sikap inklusif, pluralitas, dan ke-bhinneka tunggal ika-an, yang dapat dilakukan dengan cara kontributif, aditif, dan aksi sosial. Uraian pembahasan di atas menjelaskan bahwa inovasi kurikulum PAI berbasis multikulturalisme di madrasah Aliyah adalah poin penting yang mesti dilakukan dalam pengembangan kurikulum. Inovasi adalah suatu bentuk pembaharuan pada kurikulum, dan perubahan ataupun pengembangan tersebut memiliki latarbelakang yang jelas. Kurikulum PAI berbasiskan multikultural dilakukan karena pentingnya peserta didik memahami lingkungan tempat tinggalnya, yaitu negara Indonesia, yang multikultural. Aspek multikulturalitas negara ini menuntut dunia pendidikan untuk melakukan berbagai inovasi termasuk konten kurikulum agama Islam.
Adapun kurikulum PAI berbasis multikulturalisme pada tingkat menengah harus dilihat aspek perkembangan peserta didik. Karena itu, peserta didik pada madrasah Aliyah memiliki rentang usia 12-18 tahun. Pada tahapan ini mata pelajaran PAI harus mencerminkan nilai-nilai multikultural, yaitu suatu pandangan hidup manusia agar mampu hidup meskipun dalam keberbedaan. Yaitu tercerminkan pada perencanaan kurikulum PAI, visi misi, pada proses pembelajaran, dan evaluasi. Kurikulum ini harus disisipi konten-konten yang banyak mengenai toleransi, sikap inklusif, pluralitas, dan ke-bhinneka tunggal ika-an, yang dapat dilakukan dengan cara kontributif, aditif, dan aksi sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline