Berbicara tentang Jawa dan kejawaaan tak bisa lepas dari falsafah-falsafah dan nilai nilai yang terkandung dalam tiap tuturan, bangunan, ornamen dan cara hidup orang jawa. Salah satu ajaran yang pernah di ajarkan sewaktu saya sekolah dasar adalah "Kebo Nusu Gudel" yang artinya kerbau yang menyusu pada anaknya. Seperti perumpamaan orang tua yang belajar pada anaknya.
Seiring berjalan waktu saya menyadari bahwa Kebo Nusu Gudel bukan hanya tentang fenomena namun lebih dari itu Kebo Nusu Gudel adalah 'amalan' yang dan way of life. Seiring perkembangan zaman perubahan pasti terjadi oleh karena itu untuk dapat survive seseorang perlu mempelajarai hal baru yang relevan sesuai dengan keperluan di zaman tersebut. contohnya pada tahun 2000 an awal. Saat itu orang orang masih berkomunikasi menggunakan surat. Paling banter pakai telephone umum atau wartel. Waktu itu Handphone merupakan barang tersier dan mewah. Namun saat ini handphone sudah berubah menjadi barang primer.
Perubahan zaman yang tak terelakkan membawa masalah dan penyelesaian yang berbeda. Sedang orang yang sudah tau biasanya cenderung menggunakan cara yang terbukti berhasil dan menolak ide yang lain walaupun mungkin sudah tak sesuai dengan kondisi zaman. Oleh karenanya bukan langkah yang bijak untuk menganggap diri lebih tau dan menutup diri dengan anggapan bahwa anak yang lebih muda tidak tahu apa apa. selalu beri ruang untuk mendengar dan mencari ilmu baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H