Lihat ke Halaman Asli

Muh Nur Khalik

Mahasiswa STAIN Majene, Jurusan Tarbiyah dan Keguruan, Prodi Pendidikan Agama Islam.

Masjid Tua di Desa Tumbu, Kabupaten Mamuju Tengah yang Merupakan Masjid Peninggalan Dari Imam Lapeo

Diperbarui: 2 Juni 2024   14:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masjid Tua Baiturrahman Tumbu

Masjid Baiturrahman, atau lebih dikenal sebagai Mesjid Tua di Desa Tumbu, adalah salah satu peninggalan (warisan) dari ulama terkenal di tanah Mandar, yakni KH. Muhammad Tahir atau Imam Lapeo. Masjid ini terletak di pesisir pantai Tumbu, Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat. 

Masjid ini berukuran sekitar 8x8 meter dengan mimbar 3x1,5 meter, dan masjid ini diperkirakan dibangun pada akhir tahun 1946 hingga 1947. Tinggi dindingnya sekitar 2 meter dengan ketebalan sekitar 35 cm, dan memiliki delapan jendela serta tiga pintu masuk. Uniknya, masjid ini dibangun dengan menggunakan bahan dasar pasir, kapur, dan sabut kelapa, serta putih telur sebagai perekat pada masa itu.

Saat ini, masjid tersebut masih berdiri dengan kokoh, namun tidak lagi digunakan sebagai tempat beribadah oleh warga setempat, karena telah dibangun masjid yang lebih besar di dekatnya. Sebagai gantinya, masjid tua ini digunakan sebagai Tempat Pengajian Al-Qur'an (TPA). 

Menurut Ketua dari Remaja Masjid Baiturrahman Tumbu Tahun 2023, yakni Muhammad Yusril, bahwa masjid tersebut dijadikan TPA setelah dibangunnya mesjid yang lebih besar di dekatnya yaitu Masjid Baiturrahman Tumbu. Dia mengatakan bahwa Masjid Tua tersebut dibangun ketika KH. Muhammad Tahir atau Imam Lapeo, pertama kali menyebarkan agama islam di Mamuju. 

Meski Muhammad Yusril belum lahir saat masjid itu dibangun, namun dia sering mendengar cerita tentang mesjid tua ini dari tokoh masyarakat dan tokoh agama yang tinggal di sekitaran masjid tersebut. Dia memperkirakan bahwa masjid itu dibangun sekitar tahun 1946.

Mesjid Tua ini telah mengalami beberapa kali renovasi. Renovasi yang pertama dilakukan pada tahun 2007, yang saat itu dilakukan perbaikan pada kubah dan atapnya. Renovasi yang kedua dilakukan pada tahun 2017, berupa pembangunan pagar. Dan pada tahun 2019 kembali dilakukan perbaikan untuk memperindah masjid yang merupakan peninggalan sejarah ini.

Dahulu, masjid ini beratapkan daun rumbia, namun setelah renovasi pertama, atapnya diganti menjadi sirat. Di sekitar tahun 2000-an, atap dan kubahnya direnovasi kembali. 

Muhammad Yusril menegaskan bahwa masjid tua ini dibangun saat Imam Lapeo pertama kali menyebarkan islam di wilayah tersebut, namun sekarang tidak lagi digunakan sebagai tempat beribadah, melainkan sebagai tempat pengajian yang dilaksanakan sebanyak satu kali dalam sebulan dan jama'ahnya itu dari luar Desa Tumbu, yakni Pimpinan Pondok Tahfiz Qur'an serta beberapa tokoh masyarakat dari Desa Waeputeh. 

Diketahui juga bahwa KH. Muhammad Tahir, semasa hidupnya, selain menyebarkan syariat islam, beliau juga mendirikan beberapa masjid diberbagai wilayah Mamuju dan salah satunya adalah Masjid Tua ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline