Sesuatu yang lumrah jika seorang penuntut ilmu mengalami suatu kondisi di mana tubuh merasa lelah, mager, maupun malas sehingga ingin selalu rebahan. Jiwa manusia memang begitu labil. Ada kalanya berada pada fase semangat yang tinggi sampai lupa sudah berpenampilan rapi tapi ternyata nggak ada jadwal ngaji (istilah mencari ilmu di kalangan kaum santri). Dan terkadang terjebak dalam lembah kemalasan yang membuat manusia enggan keluar dari selimut kehidupannya.
Sebenarnya ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang kurang tertarik untuk mencari ilmu. Lingkungan keluarga yang belum mendukung, teman ngaji yang sering absen, atau kurang memiliki motivasi. Faktor lain yang jadi penghambat adalah pelajaran yang begitu sulit dipahami. Maka, tidak jarang banyak orang yang beranggapan bahwa mending tidak usah ikut ngaji daripada ngaji tapi tidak paham terhadap apa yang dipelajari.
Salah satu nasihat yang penulis ingat ketika jadi santri kalong ( malam berangkat ngaji, pagi pulang ke rumah lagi) yaitu "Ngaji adalah kewajiban, namun paham itu tidak diwajibkan". Beliau, Ustadz Ibnu Fadhil al-Hafidz menerangkan bahwa setiap orang memiliki kewajiban belajar, namun masalah paham atau tidak itu urusan sang Pemilik Ilmu, yakni Allah SWT.
Walaupun engkau tidak mengetahui maksud dari apa yang dipelajari, namun jangan khawatir karena Allah tahu saat yang tepat untuk membukakan pintu kepahaman kepadamu. Bukankah orang tua juga tidak berkenan memberikan sebilah pisau kepada anaknya yang masih kecil? Jadi, jika engkau sudah ikhtiyar belajar namun tidak kunjung paham jangan malah berhenti untuk belajar. Karena suatu saat nanti Allah akan memberikan kepahaman terhadap apa yang engkau pelajari saat ini. Maka jadikan ketidakpahamanmu itu sebagai pemacu semangat untuk terus belajar sebagaimana engkau jadikan ketidaktahuanmu sebagai bekal untuk selalu mencari tahu.
Oleh karena itu, umat Islam ketika hendak menuntut ilmu disunahkan untuk merapal doa "Robbi zidni 'Ilma war zuqni fahma" yang berarti " wahai Tuhanku tambahkanlah aku ilmu dan berikanlah kepahaman". Meskipun paham itu adalah anugerah dari Tuhan, namun kita harus tetap ikhtiyar untuk mencari kepahaman dengan cara membaca, mendengarkan, dan jangan malu bertanya kepada orang lain yang lebih paham. "Iso ora iso kudu tetep muthola'ah, muroja'ah, lan mujahadah kanti istiqomah lan ojo lali musyawarah".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H