Lihat ke Halaman Asli

Implementasi Konsep Uang dalam Perspektif Islam terhadap Perdagangan Luar Negeri

Diperbarui: 19 Februari 2017   09:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Uang. Satu kata ini begitu dianggap penting bagi manusia. Apalagi bila dirasakan dalam sistem kapitalisme yang saat ini melingkupi berbagai segi kehidupan masyarakat dunia. Mulai dari biidang pendidikan, kesehatan, politik, budaya  juga ekonomi semuanya telah terpengaruh dengan sistem kapitalis ini. Bisa kita lihat sekarang biaya pendidikan melambung tinggi, kita ambil contoh sedikit saja yaitu untuk masuk ke sebuah perguruan tinggi fakultas kedokteran hanya untuk biaya masuknya saja sudah menelan biaya puluhan juta bahkan sampai ratusan juta rupiah.

  Adanya biaya pendidikan yang mahal juga diikuti dengan biaya kesehatan yang tinggi. Seakan orang miskin dilarang sakit. Dalam konteks ekonomi, apa-apa mahal entah itu sembako maupun barang-barang kebutuhan masyarakat. Maka dari itu tidak heran banyak orang yang berusaha mati-matian, bekerja memeras keringat, siang malam untuk mencari yang namanya uang. Uang dianggap sangat penting. Lalu bagaimana halnya dalam perspektif Islam? Tentu uang bukanlah segalanya apalagi jika uang itu hanya sebatas uang kertas yang bernilai apapun.

Berbeda dalam Islam, uang yang digunakan adalah emas dan perak dimana setiap orang sangat menghargai nilainya. Apabila uang dijadikan sarana alat tukar dalam perdagangan  namun berdasar fiat money tentu nilainya berbeda jika yang digunakan adalah dinar atau dirham.Untuk itu pengimplementasian konsep uang dalam perspektif Islam sangatlah penting. Dalam konteks khusus yaitu perdagangan luar negeri konsep Islam harus diterapkan. Karena lalu lintas perdagangan ini bersangkutan dalam terpenuhinya kebutuhan masyarakat. Dan pada tataran ini pula sistem mata uang yang digunakan sangat berpengaruh pada kondisi perekonomian negara.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Time is money. Sebuah ungkapan ini sering didengar ditelinga kita. Tiada waktu tanpa adanya uang, antinya setiap detik, setiap saat manusia senantiasa berkeinginan untuk memperoleh yang namanya uang ini. Hal ini bisa dipahami dan mungkin sudah lumrah karena memang kondisi sekarang ini tidaklah lepas dari sistem kekuataan besar yang bernama kapitalisme. Orang sibuk bekerja untuk mendapatkan hasil jerih payahnya dalam bentuk uang.

Kapitalisme disadari atau tidak oleh masyarakat telah membuat mereka bertindak dengan terpaksa untuk memenuhi kehidupannya sehari-hari. Bisa kita lihat mulai dari kondisi pendidikan. Dalam hal pendidikan terjadilah kondisi dimana biaya yang dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan menuntut ilmu ini harus diperoleh dengan biaya yang sangat mahal. Terjadi kesenjangan jurang yang begitu dalam antara yang kaya dan yang miskin. Orang yang berduit dengan mudah mereka bisa menikmati pendidikan dimanapun mereka inginkan. Sementara itu bagi mereka yang pas-pasan tentu untuk mengeluarkan biaya yang besar itu tidaklah mudah. Maka mereka berusaha memenuhi kebutuhan itu dengan mencari uang sebanyak-banyaknya agar bisa mencapai pendidikan yang diinginkan.

Itu baru pendidikan, berbeda halnya lagi dengan masalah kesehatan. Tidak bisa dipungkiri bahwa kondisi sekarang ini untuk keperluan biaya kesehatan –perobatan di rumah sakit – tidaklah murah. Bagi mereka-mereka yang kaya tentu hal ini tidaklah menjadi masalah, karena bagaimanapun juga mereka memiliki uang yang banyak dan untuk kebutuhan kesehatan sangatlah mudah bagi mereka. Tetapi pandangan berbeda bisa dilihat, mereka yang miskin untuk makan saja mungkin harus bekerja dengan susah payah apalagi harus terkena penyakit, maka kondisi tubuh mereka sendiri tidak mampu digunakan lagi untuk mencari uang. Bahkan terlontar sebuah ungkapan bahwa “orang miskin dilarang sakit”.Mengapa orang miskin dilarang sakit, ya karena itu tadi tidak adanya biaya yang mampu menutupi kebutuhan tersebut.

Hal di atas baru sebagian kecil kondisi yang terjadi dalam lingkup sintem kapitalis ini yang semakin menyengsarakan rakyat. Setiap orang berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya masing-masing yaitu dengan uang, uang, dan uang. Uang dirasa sudah menjadi kebutuhan paling penting dalam kehidupan manusia.

Rumusan Masalah

Dalam sistem kapitalis yang sekarang ini bisa kita rasakan pengaruhnya uang merupakan komoditi penting dalam pemenuhan kebutuhan kehidupan manusia. Untuk memenuhi kebutuhan manusia perlu adanya manusia lain agar bisa memberikan sesuatu yang memang dibutuhkan. Salah satu aktifitas yang dilakukan manusia dalam rangka pemenuhan tersebut yaitu dengan melalui perdagangan. Dalam perdagangan terjadi hubungan timbal balik antara penjual dan pembeli sehingga masing-masing memperoleh sesuatu yang diharapkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline