Lihat ke Halaman Asli

Back to Default, Mahasiswa KKN UNEJ Mengajak Anak Kembali Buka Buku

Diperbarui: 9 September 2021   04:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto bersama siswa-siswi kelas 3 SDN Tanjekwagir (dok pribadi/ muhlishaawalia)

"Buku adalah jendela dunia" merupakan ungkapan dari pepatah lama yang sudah diketahui banyak orang. Namun, bagaimana jadinya jika ungkapan tersebut diserukan kepada anak Generasi Z? Pepatah tersebut lantas akan kehilangan makna. 

Buku memang seperti barang lawas dan konvensional di tengah maraknya aplikasi gawai penyedia layanan media sosial, berbagi foto dan video, serta gem berbasis digital. 

Meskipun kini tersedia buku elektronik dalam format lebih modern, buku cetak tetap menjadi primadona dalam membaca. Membaca buku terbukti berpengaruh kuat terhadap pengembangan kosakata, keterampilan mengeja hingga matematika (Gerakan Literasi Nasional Kemendikbud).

Sekolah yang di dalamnya terdapat tenaga pengajar merupakan wadah dalam kegiatan membaca sebagian besar anak, terutama anak di usia pra baca dan pembaca awal. Budaya literasi pada anak perlu dibangun melalui peran guru di sekolah sebagai mentor yang mendorong anak agar senang membaca. 

Nasib pembelajaran di sekolah termasuk di Indonesia yang mengubah sistem pembelajarannya menjadi daring (dalam jaringan) sejak adanya pandemi Covid-19 terpaksa mengesampingkan pemberdayaan budaya literasi. 

Pada Senin (30/07/2021), mahasiswa KKN UNEJ (Universitas Jember) melakukan Sosialisasi Pengenalan dan Edukasi tentang Literasi Dasar yang terdiri dari literasi baca-tulis dan literasi numerasi kepada siswa-siswi kelas 3 SDN Tanjekwagir, Kecamatan Krembung, Kabupaten Sidoarjo. Kegiatan ini merupakan bentuk pengabdian mahasiswa dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jember bertajuk Back to Village yang dilaksanakan di domisili masing-masing.

Dalam KKN tematik kali ini, mahasiswa mengambil tema "Program Literasi Desa di Masa Pandemi Covid-19" yang dimaksudkan untuk membangkitkan kesadaran literasi warga desa terdampak pandemi yang minim dikarenakan pembatasan berbagai macam kegiatan berbasis pembelajaran terutama pada anak seusia sekolah. 

Terbukti, di salah satu sekolah di Desa Tanjekwagir, rendahnya minat baca para murid menjadi masalah yang dirisaukan para guru.

"Ya sekarang kan sistemnya pembelajaran daring, jadi susah saya nggak bisa ngontrol belajarnya anak-anak. Untuk anak kelas 1 sendiri, campur ada yang sudah bisa membaca, ada sebagian yang belum bisa, ya gimana kalau belajar di rumah saya nggak tau perkembangannya anak-anak," ujar Bu Eva, wali kelas murid kelas 1 sekaligus penanggung jawab Kepala Sekolah saat sesi permohonan izin melaksanakan KKN di SD Negeri terkait dan observasi masalah pada Rabu (18/07/2021).

Diketahui pula, kegiatan belajar mengajar selama pembelajaran daring dilakukan hanya dengan memanfaatkan aplikasi Whatsapp dan YouTube mengingat anak-anak masih terlalu dini untuk memahami mekanisme aplikasi penunjang belajar seperti Google Classroom, Zoom, Zenius, Quipper, dan lain sebagainya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline