Distorted celestial bodies dapat didefinisikan sebagai objek-objek astronomi yang bentuknya tampak terdistorsi (berubah) akibat fenomena continuous refraction yang terjadi di atmosfer yang mengubah persepsi bentuk dan intensitas radiasi optik yang diterima oleh pengamat. Peristiwa ini terjadi karena lapisan atmosfer memiliki ketebalan lapisan yang berbeda-beda sehingga dapat membiaskan cahaya dan persepsi terhadap suatu objek-objek astronomi. Fenomena distorted celestial bodies dapat terjadi pada berbagai objek di luar angkasa seperti matahari dan bulan.
Fenomena ini terjadi karena ketika objek astronomi tersebut berada pada horizontal terhadap pengamat (di cakrawala), fenomena pembiasan yang lebih kuat terjadi pada ketinggian yang lebih kecil daripada di ketinggian yang lebih besar karena ketebalan lapisan atmosfer yang dilaluinya meningkat. Pembiasan akan mengalami perubahan yang cukup ekstrim pada ketinggian di bawah 10. Pembiasan atmosfer di cakrawala (0) adalah ~ 34 (satu menit busur) tetapi berkurang menjadi ~ 25 (satu menit busur) pada ketinggian 0,5 di atasnya. Karena lebih dekat ke cakrawala, objek astronomi seperti pada matahari dan bulan akan "didorong" ke bagian atas yang kurang dibiaskan sehingga bagian bawah dari matahari dan bulan akan cenderung memipih dan merapat ke bagian puncaknya.
Selain dapat diamati dari bumi, astronot di The International Space Station (ISS) juga dapat melihat peristiwa distorted celestial bodies. Peristiwa distorted celestial bodies yang diamati dari ISS saat terbenamnya bulan dan matahari memiliki jarak pandang yang lebih panjang dibandingkan pemandangan dari darat (bumi). Jumlah pembiasan yang lebih besar akan meratakan setiap tubuh menjadi lebih pipih seperti permen M&M merah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H