Lihat ke Halaman Asli

Muhimmatul Azizah

Mahasiswa IAIN Jember

Kepribadian Guru Bak Cermin Kehidupan

Diperbarui: 26 April 2020   22:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Profesi dari segala profesi terlahir dari guru, dari sanalah semua dibentuk. guru yang berperan dan berjasa disini, beliaulah yang mengajar dan mendidik kita setelah orang tua, hingga kita sukses seperti sekarang. Dengan pendidikan, seseorang akan berubah ke arah yang lebih baik. Secanggih dan sehebat apapun perkembangan teknologi zaman sekarang, namun tidak akan pernah menghilangkan sosok guru dari dunia pendidikan. Karena seorang guru merupakan cermin kehidupan bagi peserta didiknya. Perkataan, perbuatan, gaya pakaiannya, dan akhlaknya yang akan mampu melahirkan generasi bangsa yang tidak hanya sukses dalam intelektual namun juga dalam akhlakul karimah. Dalam hal ini seorang guru bertugas memberikan contoh yang baik atau memberikan pengajaran dalam siklus kehidupan. Dengan demikian menjadi seorang guru tidak serta merta mengajarkan materi untuk mendapatkan intelektual yang lebih, namun guru juga harus mendidik moral serta akhlak dari masing-masing peserta didik. Guru berperan dalam pengajaran suatu pendidikan karakter dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Peserta didik yang baik berasal dari didikan seorang pendidik yang baik pula. Seorang guru bagaikan cermin bagi peserta didiknya, jika seorang guru melakukan kesalahan maka hal itu akan sangat berpengaruh terhadap pola pikir peserta didik, bahkan peserta didik yang minim akan akhlaknya mereka akan beranggapan bahwa guru bisa melakukan apa yang tidak boleh dilakukan, mengapa tidak bagi mereka yang bisa dikatakan masih mempunyai ilmu yang rendah, mereka juga akan meniru apa yang telah dilakukan sang guru.

Salah satu yang harus dimiliki guru adalah kompetensi kepribadian. Guru harus mampu menunjukkan dirinya sendiri kepada orang lain terutama peserta didiknya. Kepribadian dalam artian akhlak yang mulia, adil, serta berwibawa harus ditunjukkan dan dicontohkan kepada peserta didik, dengan tujuan pembentukan karakter pada anak. Jika guru mencontohkan sesuatu yang baik, maka peserta didik akan mengikuti dan mencontoh apa yang dilakukan guru. Seperti yang dikatakan pada peribahasa di Indonesia, "Guru kencing berdiri murid kencing berlari" dimana dalam peribahasa itu diartikan bahwa peserta didik akan mencontoh segala sesuatu yang dilakukan guru.

Semua perbuatan merupakan cerminan dari dirinya masing-masing. Begitu juga dengan guru, jika kita mampu menjadi peserta didik yang baik pasti kita juga dapat menjadi guru yang baik, guru yang dengan sabar mengajar, mendidik, dan membimbing peserta didiknya. Segala sesuatu yang ada pada guru merupakan cerminan kehidupan, tidak hanya untuk warga sekolah namun seluruh manusia. Kesabarannya, ketlatenannya, kepiwaiannya dalam pendidikan semua dapat dijadikan asumsi dalam kehidupan. Seperti halnya saat ini maraknya pandemi covid 19 menjadikan tidak memungkinkannya untuk melakukan pembelajaran secara langsung, padahal tatap muka antara guru dengan peserta didik lebih berarti daripada berhadapan atau mengaplikasikan benda-benda mati. Namun diambil dari segi positifnya adanya pandemi covid 19 ini orang tua maupun peserta didik itu sendiri dapat mengimplementasikan segala sesuatu pengajaran dari guru. Dari sinilah secara tidak langsung bukti dari guru sebagai cermin kehidupan bagi masyarakat.

Dari masa ke masa, tingkatan demi tingkatan yang dilalui seseorang dalam mengenyam pendidikan tidak hanya bertemu dengan satu, dua guru, melainkan banyak guru dengan karakter yang berbeda-beda. Dan tidak banyak guru yang mampu menginspirasi atau sebagai panutan. Peserta didik tidak hanya belajar ilmu yang diberikan gurunya tetapi juga belajar karakter sang guru, maka seringlah kita dengar istilah Guru "digugu dan ditiru".

Sebagai guru yang baik, jangan memaksakan kehendak peserta didik sesuai dengan kemauan guru. Apalah arti seorang guru sebagai panutan jika masih membatasi kehendak peserta didiknya dan tidak mampu mengarahkan peserta didiknya. Perlakukan orang lain dengan baik jika engkau ingin diperlakukan dengan baik. Hargailah orang lain jika engkau ingin dihargai oleh orang lain. Jadilah anak yang baik jika engkau ingin menjadi orang tua yang baik. Jadilah pendengar yang baik jika engkau ingin menjadi pembicara yang baik. Jadilah bawahan yang baik jika engkau ingin menjadi pemimpin yang baik. Dan jadilah peserta didik yang baik jika engkau ingin menjadi guru yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline