Lihat ke Halaman Asli

Muhima Falasifa

Menjadi mahasiswa aktif di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Pemanfaatan Limbah Bonggol Jagung Menjadi Briket

Diperbarui: 17 Juli 2024   18:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dusun Podorejo, Pacet, Mojokerto (Dokpri)

Di tengah hiruk pikuk isu kelestarian lingkungan dan krisis energi, secercah harapan muncul dari limbah yang selama ini terabaikan: bonggol jagung. Limbah hasil panen jagung ini, yang seringkali dibuang atau dibakar, menyimpan potensi besar untuk diubah menjadi briket, bahan bakar padat yang ramah lingkungan dan ekonomis. Pemanfaatan briket bonggol jagung bukan sekadar solusi cerdas, tetapi juga langkah nyata menuju masa depan energi yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Bonggol jagung, atau yang dalam bahasa Jawa disebut batang jagung, adalah bagian tengah dari tongkol jagung yang tersusun dari serat kasar dan berwarna putih atau krem. Bonggol jagung seringkali dianggap sebagai limbah yang tidak terpakai dan hanya dibuang begitu saja. Hal ini menyebabkan permasalahan lingkungan dan kehilangan potensi ekonomi. Limbah   jagung   merupakan limbah organik yang jika diolah dengan maksimal dapat memberikan manfaat banyak dan menambah income perekonomian.

Setiap tahun, Indonesia menghasilkan jutaan ton bonggol jagung. Limbah ini, jika tidak dikelola dengan tepat, dapat mencemari lingkungan dan menimbulkan berbagai masalah. Namun, dengan teknologi dan inovasi, bonggol jagung dapat diubah menjadi briket, bahan bakar alternatif yang memiliki daya bakar tinggi dan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah dibandingkan dengan batu bara atau kayu bakar.

Dengan demikian, pengolahan limbah bonggol jagung menjadi briket merupakan langkah yang tepat untuk memanfaatkan limbah yang terdapat di Desa Sajen. Briket bonggol jagung merupakan bahan bakar alternatif yang terbuat dari limbah pertanian, yaitu bonggol jagung dan dicampur sedikit dengan batok kelapa. Briket ini merupakan salah satu solusi yang dilakukan untuk mengurangi limbah pertanian dan menggantikan bahan bakar fosil. Sehingga, dapat meningkatkan nilai ekonomis, menciptakan sumber energi alternatif ramah lingkungan, meningkatkan kesadaran lingkungan, dan meningkatkan ketahanan energi. Oleh karena itu, masyarakat sangat antusias dengan adanya program kerja tentang pemanfaatan limbah bonggol jagung menjadi lebih bernilai dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. KKN dengan program kerja ini diharapkan dapat memberikan dampak yang baik terhadap warga Desa Sajen maupun masyarakat luas lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline