Neraca dagang Indonesia berhasil menorehkan prestasi
gemilang dengan mencatat surplus selama 42 bulan berturut-turut, menandai salah satu capaian terpanjang dalam sejarah Indonesia di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan pada Oktober 2023 mencapai US$ 3,48 miliar, mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 3,41 miliar. Pencapaian positif ini telah berlangsung sejak Mei 2020, mencerminkan ketahanan ekonomi Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan global.
Keberhasilan ini tidak dapat dipisahkan dari sejumlah faktor yang mempengaruhi kondisi ekonomi negara. Harga batu bara dan minyak sawit mentah (CPO) yang melonjak setelah perang Rusia-Ukraina pada Februari 2022 menjadi salah satu faktor utama. Sementara itu, penurunan impor akibat dampak pandemi Covid-19 turut berkontribusi pada pencapaian surplus yang luar biasa ini.
Harga komoditas seperti batu bara dan CPO terus menjadi penopang neraca perdagangan Indonesia, didorong oleh meningkatnya permintaan global. Faktor cuaca yang ekstrem di beberapa negara seperti China, Vietnam, Jepang, dan India meningkatkan kebutuhan akan batu bara, menjaga tingginya tingkat ekspor Indonesia.
Surplus neraca perdagangan selama 42 bulan ini membawa pencapaian pemerintahan Jokowi setara dengan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang mencatatkan surplus perdagangan selama 42 bulan dari Oktober 2004 hingga Maret 2008. Prestasi ini merupakan yang terpanjang dan terbaik dalam satu periode pemerintahan setelah era reformasi.
Sebagai perbandingan, surplus terpanjang yang pernah dicapai Indonesia terbentang selama 153 bulan dari Juli 1995 hingga Maret 2008. Periode ini melibatkan beberapa presiden, termasuk Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, hingga Megawati Soekarnoputri.
Dalam konteks ini, prestasi surplus neraca dagang selama 42 bulan di era Jokowi menjadi bukti kuat keberlanjutan pertumbuhan ekonomi dan kebijakan yang berhasil dilaksanakan. Meskipun mencapai rekor ini, tantangan global tetap ada, dan peran pengelolaan ekonomi yang bijak akan terus menjadi kunci keberlanjutan prestasi ekonomi Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H