Google, yang saat ini tengah menghadapi berbagai kasus antimonopoli di berbagai negara, kini harus menghadapi tuntutan hukum baru yang diajukan oleh pengembang aplikasi mobile, khususnya pengembang game mobile kawakan, Epic Games.Tuntutan tersebut berfokus pada dugaan perlakuan tak adil terhadap pengembang aplikasi pihak ketiga di platform Android. Kasus ini menjadi sorotan karena dapat mengubah kebijakan besar-besaran yang diterapkan oleh Google terkait pembayaran dalam aplikasi (in-app payment).
Pertempuran hukum ini juga melibatkan Apple, yang mengoperasikan App Store, toko aplikasi saingan untuk iPhone. Pengembang aplikasi merasa bahwa kedua raksasa teknologi ini telah mengambil komisi yang dianggap tak adil dari pendapatan yang dihasilkan melalui pembayaran dalam aplikasi. Selain itu, Google dan Apple disinyalir membuat pengembang kesulitan dalam berkomunikasi dengan pelanggan mereka.
Epic Games ingin menciptakan toko aplikasi sendiri yang sudah terpasang secara otomatis pada perangkat pengguna, sehingga pengguna dapat melewati toko aplikasi Google saat mengunduh game. Saat ini, Google mengambil komisi sebesar 15-30% dari pembayaran dalam aplikasi.
Konflik antara Epic Games dengan Google dan Apple dimulai pada Agustus 2020 ketika Epic Games menawarkan pembaruan game Fortnite di luar toko aplikasi, memungkinkan pelanggan membayar langsung melalui aplikasi tersebut. Akibatnya, Epic Games dikeluarkan dari kedua toko aplikasi.
Jika Epic Games memenangkan kasusnya, Google mungkin harus melakukan perubahan signifikan dalam kebijakan platform Android. Meskipun Google berdalih bahwa komisi yang mereka kenakan pada in-app payment sangat kecil, persidangan ini dapat membuka jalan bagi perubahan dalam cara platform Android memperlakukan pengembang aplikasi pihak ketiga.
Sementara persidangan Epic Games melawan Apple telah berlangsung sebelumnya dan menghasilkan keputusan yang kurang menguntungkan bagi Epic, persidangan dengan Google akan mempertimbangkan perbedaan-perbedaan unik yang terdapat di platform Android, termasuk isu seputar 'sideloading,' yang memungkinkan pengguna untuk mengunduh aplikasi di luar toko aplikasi resmi.
Kasus ini menjadi sorotan karena mencerminkan ketegangan antara dominasi pasar Google dan keinginan pengembang aplikasi untuk akses yang lebih adil dan terbuka bagi para pengguna.
