Lihat ke Halaman Asli

Dialog Interdimensi

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

"Hanya tinggal beberapa menit lagi sebelum dia menjalankan tugas. Ada sebuah instruksi kosmos yang turun kepadanya.” ujar Bima Sakti, galaksi tempat tinggalku.

“Siapa?” aku kebingungan

“Elemen air di planetmu”

“Musibah lagi?” Aku curiga.

“Hanya menjalani siklus. Mencari keseimbangan.”

“Lalu apa yang akan terjadi dengan manusia?” tanyaku khawatir.

Bima Sakti atau Milky Way dalam sebutan Ilmuwan Barat, kemudian melanjutkan ceramahnya.

“Inilah alam. Manusia harus menghadapinya. Tampaknya, belakangan ini, manusia lebih suka memilih untuk memposisikan diri di luar aturan main sistem konstelatika kosmos. Konsekuensinya, keseimbangan tatanan kosmos terganggu oleh karena ulah manusia…..”

Mendengar kata manusia disebut, tentu saja aku tersinggung dan segera menjatuhkan interupsi.

“Manusia? Bagaimana kau dapat membuktikan bahwa manusia merusak sistem.”

“Berbeda dengan kami yang diprogram untuk tidak dapat menolak perintah, kau adalah makhluk yang dianugerahkan hak untuk memilih serta membuat keputusan sendiri secara sadar meskipun keputusan itu adalah menolak perintahNya, namun kau harus bertanggungjawab terhadap pilihan itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline