Lihat ke Halaman Asli

Bijak Bermedia!

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Terlibat diskusi kecil dengan beberapa kawan kuliah, mengenai ihwal sosial media (baca. sosmed) terutama facebook. Kami berbagi cerita sejauh mana sudah katagori perubahan logika human touch terhadap dunia nyata. Nah, cerita kami juga mencoba membaca karakter-karakter manusia-manusia sosmed dalam meluapkan energi mereka termasuk di media koran, facebook, blog atau twitter sekalipun.

Beberapa pengguna fb memamfaatkan media ini untuk mencari pengaruh, promosi dan berjualan. Termasuk pengaruh sosial, politik dan ekonomi. Dalam katagori ini mereka betul-betul memamfaatkan media untuk kebutuhan dan fungsi media pada sebenarnya. Gaya ini mulai terkenal ketika Barack Hussein Obama memperkenalkan metode ini berhasil menarik simpati rakyat untuk memilihnya.

Dalam katagori lain dakwah juga menjadi pilihan. Beberapa diantara tokoh-tokoh religius menyampaikan kalam-kalam langit dengan memamfaatkan media. Cara ini juga menuai efek positif. Mengingat terbukanya ladang dakwah baru. Sehingga pelarian manusia kedunia sosmed juga dibarengi dengan terbukanya ustad-ustad yang mau berdakwah disana.

Provokasi politik bahkan revolusi sekalipun dalam dasawarwa sekarang bisa digerakkan oleh media. Arab Spring khususnya Revolusi Mesir bisa dipastikan sangat kental pengaruh facebook. Bahkan hatta diseluruh dunia pun dunia bisa membunuh dan menaikkan pamor rich human. Bahkan untuk mencaci pun bisa masuk katagori ini.

Menggunakan pengaruh media ini untuk mencari jati diri dan pelampiasan. Nah, ini katagori yang menarik ketika kami bahas. Sosmed memang tempat pelarian, berjualan dan membuka wawasan. Hanya saja kebanyakan dari kita bahkan tidak tau batasan-batasan untuk tidak men-generalisir semua hal untuk semerta-merta ditumpahkan.

Seorang murid saat ini sudah tau aktifitas apasaja yang dilakukan gurunya dirumah. Kemana saja gurunya pergi dengan cara melihat fb mereka.

Entah karena anak-anak sudah tidak tau berguru dimana atau memang mereka sudah kudu jauh melangkah! Mereka pun mencoba mencari jati diri didunia maya. Melihat, membaca dan memperhatikan aktifitas dunia ini kemudian menjadikannya sebagai patokan utama hidup mereka.

Nah, dua hari yang lalu saya berziarah kerumah guru kami. Beliau baru saja aktif di facebook. Ketika kami mengapresiasikan kalam-kalam mauidzah di status yang beliau tuliskan sehari dua kali. Terutama menyangkut nasehat kepada penuntut ilmu terkhususnya untuk murid yang talaqqi langsung.

“facebook dan media memiliki efek positif ketika kita gunakan untuk hal-hal yang baik, jika kita menyebarkan nasehat dan dibaca oleh banyak orang maka kita akan berpahala. Begiru juga sebaliknya.” Kata beliau.

Kita punya perihal berbeda dan kondisi yang tidak sama ketika sedang mempergunakan sosial media. Mungkin sedang marah, rapuh, senang atau susah. Nah, ketika hal-hal rentan seperti inilah yang kemudian terbitlah setatus meyayat hati.

Diakhir diskusi kami sepakat dengan satu kesimpulan, bahwa selayaknya kita mempergunakan sosmed dengan bijak dan bertanggung jawab. Bijak dalam menyampaikan dan bertanggung jawab terhadap apa yang disampaikan dunia akhirat. Semoga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline