Pada tahun 1960an ketika gencar-gencarnya kader perempuan di pihak Partai Komunis Indonesia (PKI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menginisiasi juga di pihak islam untuk menggunakan kekuatan perempuan sebagai kekuatan perjuangan. Peran perempuan tak perlu diragukan lagi, namun sering dilupakan dalam sejarahnya.
Momentum luar biasanya adalah tahun 1966 Kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Solo terbentuknya Korps HMI-Wati disingkat KOHATI.
Quote di dalam Pedoman Dasar Kohati (PDK) "Wanita adalah tiang negara, jika baik wanitanya maka baiklah negaranya, dan jika rusak wanitanya maka rusak pula negaranya".
- Embrio
Pertama buku ini menjelaskan tentang Embrio Korps HMI-Wati (KOHATI) yang dimulai dari bulan Juni tahun 1951 Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PBHMI) pindah dari Yogyakarta ke Jakarta, dilanjutkan pada tahun 1952 struktur Keputrian Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Yogyakarta, yang pada saat itu diketuai oleh Sumarsih (istri pertam Ahmad Dahlan Ranuwiharjo).
Tahun 1953 Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PBHMI) yang pada saat itu Deliar Noer sebagai Ketua Umum membuat Sekretaris Keputrian bernama Nurahmah Razak. Selanjutnya pada tahun 1955 Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PBHMI) dibawah Ketua Umum Amir Rajab Batubara meningkatkan yang dulunya Sekretaris Keputrian menjadi Departemen Urusan Keputrian yang diketuai oleh Elice Ratubagus. Tahun 1963 Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PBHMI) dikomandoi Sulastomo, Departemen Keputrian diperluas dengan struktural lembaga yakni Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris Umum dan Staff. Ketua-nya adalah Eka Masni dan Sekretaris Umum-nya Lyla Muslichah
- Latar Belakang
Perjungan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah meningkat dan kesadaran kaum perempuan terlibat sudah kelihatan hasilnya dengan indikator keaktifan. Ide pembetukan Korps HMI-Wati (KOHATI) dalam Musyawarah Kerja Keputrian Se-Jakarta oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jakarta pada 12 desember 1965.
Dengan latar belakang:
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas untuk mencapai tujuan bangsa melalui Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
2. HMI-Wati yang peduli politik, masyarakat, sosial dan kewanitaan.
Gagasan Korps HMI-Wati (KOHATI) tidak secara resmi tersebar ke cabang-cabang melalui forum Musyawarah Nasional Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Jakarta pada desember 1965. Sidang Pleno Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PBHMI) ke-3 pada Januari 1966 melakukan reshuffle pengurus kepada Eka Masni sebagai Ketua Departemen Keputrian digantikan oleh Anniswati Rochlan. Kemudian, di Pasar Minggu 1-3 Mei 1966 mengadakan rapat paripurna, Salah satu agenda pembahasannya adalah menelaah aktivitas Korps HMI-Wati (KOHATI) di beberapa Cabang.