Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Galih

College Student

Pengalaman Seru dalam Menggunakan Media Baru dan Media Konvensional

Diperbarui: 1 April 2021   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sebagai manusia tentunya kita tidak pernah lepas dari yang namanya media komunikasi, apalagi di era digital seperti ini yang menuntut kita untuk belajar dan memahami banyaknya teknologi canggih. Media adalah sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya. Oleh sebab itu, dalam melancarkan komunikasi dengan menggunakan media, komunikator harus lebih matang dalam perencanaan dan persiapannya sehingga ia merasa pasti bahwa komunikasinya itu akan berhasil. Sedangkan komunikasi adalah suatu proses yang berhubungan dengan manusia terhadap lingkungan disekitarnya. Bila tidak ada komunikasi, manusia akan terisolir dari lingkungan disekitarnya. Apalagi bagi saya sendiri sebagai seorang mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi khususnya ditempat saya kuliah yaitu di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, komunikasi sangatlah penting dan sudah menjadi rutinitas kami sehari-hari di kampus.

Jika kita berbicara tentang komunikasi, pasti tidak jauh dengan yang namanya media. Media terbagi menjadi dua jenis yaitu media baru dan media konvensional. Media saat ini atau dikenal juga dengan media baru adalah perkembangan teknologi komunikasi massa digital dimana seseorang dapat melakukan interaksi melalui dunia maya tanpa bertatap muka langsung dengan bantuan internet. Di era teknologi yang canggih seperti ini tentunya dalam melakukan sesuatu bisa lebih praktis, instan, tidak membutuhkan waktu yang lama. Media baru meliputi portal online, televisi online, radio streaming. Namun, sekarang ini media sosial seperti Twitter, Instagram, Youtube, dan lain-lain dapat dikatakan media baru karena informasi dapat didistribusikan melalui media sosial tersebut.

Eksistensi media baru saat ini ternyata membawa sisi positif dan sisi negatif jika kita lihat dari keunggulan media baru tersebut. Sisi positifnya adalah dengan keunggulan yang dimiliki oleh media baru, masyarakat saat ini begitu dimanjakan dalam berkomunikasi dan mencari informasi yang dibutuhkan. Namun sisinya negatifnya adalah dengan kemudahan yang dimiliki oleh media baru, masyarakat bisa mengalami ketergantungan. Ketergantungan tersebut bisa saja berupa tidak lepasnya pandangan mata seseorang pada smartphone-nya. Melalui komunikasi di sosmed maka terjadi pertukaran nilai-nilai atau pun norma, bahkan nilai budaya luar, yang apabila tidak dapat disaring oleh nilai dan norma atau budaya lokal masyarakat tersebut, bisa saja menerima nilai-nilai, norma luar, sehingga nilai dan norma lokal bisa luntur.

Pengalaman saya menggunakan media baru sudah cukup mumpuni. Media baru yang pertama kali saya rasakan adalah media sosial yang sangat terkenal yaitu facebook pada tahun 2010 di warnet (warung internet), dan disana pun saya jadi mengenal apa itu internet. Saat itu saya masih duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar, seperti yang anda ketahui pada tahun itu facebook sedang ramai-ramainya digunakan dari kalangan muda sampai kalangan tua. Saya menggunakan facebook karena sekedar mengikuti zaman dan ingin menambah teman baru di dunia maya. Pada saat awal menggunakan facebook saya merasa kebingungan. Setelah itu saya meminta kepada teman-teman dan saudara saya untuk mengajari cara bermain facebook. Secara tidak langsung saya bisa berteman dengan orang dari berbagai daerah. Selain itu saya juga bisa mencurahkan isi hati saya kapan saja dan dimana saja dengan menuliskan status di postingan facebook. Saya juga bisa berbalas komentar dengan teman-teman saya. Media sosial yang saya gemari selain facebook adalah Youtube. Jika saya sedang bosan, saya selalu menjadikan youtube sebagai alasan saya untuk tidak bosan. Karena dari youtube saya jadi mengenal berbagai genre lagu baik dari penyanyi lokal atau penyanyi asing.

Setelah itu muncul-lah salah satu smartphone yang pada saat itu sangat digandrungi oleh banyak orang, yaitu merk Blackberry. Blackberry juga menghadirkan aplikasi jejaring sosial yang bernama Blackberry Messenger. Selain BBM, ada juga aplikasi chatting yang sampai saat ini masih banyak digunakan dan menjadi aplikasi chatting nomor satu di seluruh dunia yaitu Whatsapp Messenger. Tidak dapat dipungkiri bahwa popularitas whatsapp messenger semakin hari semakin meningkat. Banyaknya fitur yang dihadirkan dan penggunaannya yang mudah menjadi salah satu alasan mengapa whatsapp diminati semua orang.

Sebelum munculnya media baru tentunya kita semua melewati masa-masa media konvensional. Media konvensional yaitu media yang berbentuk dalam media cetak dalam berbagai bentuk artikel dan memiliki audiens cukup terbatas. Contohnya berita di surat kabar maupun majalah, kemudian menyusul seperti televisi, radio, dan film. Meski media konvensional sudah mulai terkikis oleh perkembangan jaman, tetapi masih banyak juga orang yang menggunakan media konvensional. Di Indonesia sendiri peminat untuk mendengarkan radio dan menonton televisi masih terbilang banyak.

Saya lahir di tahun 90-an, media konvensional yang pertama kali saya lihat adalah majalah dan koran. Meskipun saya tidak begitu suka membaca majalah dan koran tetapi saya tetap membaca hanya karena penasaran. Awal kenal yang namanya koran atau surat kabar karena orang tua yang suka membaca koran, bahkan tiap minggu berlangganan koran. Karena masih kecil dan belum terlalu mengerti, akhirnya saya hanya mencari visual gambar yang masih hitam putih biasanya iklan, info sepak bola, dan juga kolom jual beli, meskipun membosankan tapi bagi anak kecil tetap saja penasaran.

Setelah koran, berlanjut ke majalah anak-anak yang pada saat itu sedang ramai yaitu majalah BoBo. Jauh berbeda dengan koran yang sangat monoton dan membosankan saat dibaca. Majalah BoBo ini sangat menarik untuk dibaca serta imajinatif untuk anak-anak. Majalah BoBo ini majalah khusus kalangan anak-anak, jadi visual gambarnya lebih banyak, berwarna, dan cerita yang mengedukasi. Setelah koran dan majalah, media konvensional yang aku temui selanjutnya adalah CD/DVD dan Televisi. Pertama kali mengenal CD adalah ketika orang tua suka menyetel musik-musik populer pada tahun 2000-an, dan saya mulai tertarik ketika saya menemukan video cerita rakyat dan permainan asah otak anak-anak dalam bentuk CD di pasar malam.

Seperti itulah penjelasan mengenai media baru dan media konvensional, dan sedikit pengalaman saya dalam menggunakan media baru atau pun media konvensional. Jadi menurut saya, terdapat perbedaan yang mencolok antara media baru dan media konvensional. Perbedaan mencolok yang saya temui adalah kemudahan dalam mengakses segala informasi. Sebenarnya, isi dari informasi yang didapat itu sama, baik melalui media konvensional atau melalui media baru. Namun, informasi melalui media baru lebih cepat tersebar dan didapat dibandingkan dengan media konvensional.  

Tentu saja media baru memiliki peran yang luas bagi semua orang. Media baru juga memberikan potensi positif untuk saya dalam beberapa waktu ke depan. Karena, saya dapat mengakses berbagai macam informasi tanpa harus takut tertinggal. Saya juga dapat mengakses kapan saja dan dimana saja. Jadi intinya, media baru sangat membantu dan menguntungkan bagi siapapun, apalagi disaat pandemi seperti ini semua orang membutuhkan informasi dan komunikasi. Asalkan yang perlu diingat adalah dalam menggunakan media komunikasi kita harus pandai memilah dan memilih informasi dan bijak dalam setiap penggunaannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline