Lihat ke Halaman Asli

Tukang Kelola Agama

Diperbarui: 21 April 2017   02:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mereka bukan ulama, mereka adalah Tukang Kelola Agama.Mereka menjajakan agama dengan harga yang sangat murah. Mereka mendatangi calon jamaah dari rumah ke rumah. Mereka menjual ludah, dari rumah ibadah ke rumah ibadah.

Mereka menjadikan rumah ibadah sebagai tempat ‘discount’ ayat-ayat Tuhan. Potongan ayat-ayat Tuhan diobral semurah-murahnya demi meraub untung sebesar-besarnya. Keuntungan untuk pribadi dan kelompoknya saja, bukan keuntungan untuk kemaslahatan umat.

Rumah ibadah kini menjadi tempat memecah belah jamaah, bukan lagi tempat mencari berkah. Rumah ibadah menjadi tempat bersubahat, bukan tempat untuk bertaubat.

Rumah ibadah menjadi pusat penyebaran kebencian dan permusuhan, bukan tempat menyemai benih-benih kasih sayang dan perdamaian. Rumah ibadah menjadi lembaga yang mengeluarkan klasifikasi dan kriteria tentang jamaah munafik, sesat dan kafir.

Tak puas hanya dengan membuat klasifikasi dan kriteria jamaah, rumah ibadah bahkan mengeluarkan klasifikasi dan kriteria tentang jenazah. Mana jenazah yang pantas dan boleh diurus dan mana  jenazah yang tak pantas dan tak boleh diurus.

Rumah ibadah kini dikuasai oleh para bromocorah yang berlindung di balik jubah. Mereka menjauhkan agama dari prinsip ‘rahmat bagi seluruh alam’. Mereka tidak berjuang mewujudkan harmoni tapi bertikai demi menancapkan hegemoni.

Bagi mereka, agama adalah seragam untuk bakuhantam. Bagi mereka, agama adalah identitas untuk menindas. Bagi mereka, agama dalah senjata untuk merebut kuasa.

Mereka berteriak mengulang-ngulang nama Tuhan sehingga terdengar menjadi hantu. Mereka berkelahi berebut klaim atas rumah Tuhan, padahal yang mereka perebutkan hanyalah rumah hantu.

Sama seperti pengelola parkir, agama yang mereka puja-puja itu tak pernah benar-benar mereka miliki. Mereka hanya menjaga dan memungut uang receh dari jamaah yang menitipkan iman dan keyakinannya.

Sudahkan anda memarkirkan iman dan keyakinan di tempat yang semestinya?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline