Mata pencaharian kebanyakan masyarakat desa Dompyong sendiri kebanyakan menjadi pekebun dan pemerah susu sapi. Oleh sebab itu desa Dompyong juga terkenal sebagai salah satu desa penghasil susu terbesar di trenggalek.
Berdasarkan hasil riset kepada para warga desa yang bekerja sebagai pemerah susu sendiri mengaku memilih untuk menjual susu sapi perah mereka karena bingung untuk mengolah susu-susu yang di hasilkan menjadi barang jadi. Oleh karena itu tim pengabdian kami yang beranggotakan beberapa orang memiliki keinginan untuk mengintervensi masyarakat sembari mengedukasi terkait pengembangan UMKM yang ada di desa Dompyong.
Program ini berfokus kepada pendampingan pembuatan logo dan packaging yang baik bagi para pelaku UMKM yang ada di desa Dompyong. Jumlah peserta pada saat penyuluhan kurang lebih sebanyak 40 orang yang berasal dari berbagai kalangan seperti pelaku usaha UMKM, ibu rumah tangga, perangkat desa, dll yang berasal dari 4 dusun yang ada di desa Dompyong.
Akan tetapi, pada saat proses penyuluhan dan pendampingan kebanyakan bahkan hampir semua warga desa Dompyong masih asing dengan hal tersebut. Banyak dari para peserta yang masih belum bisa menggunakan aplikasi editing untuk logo usaha. Selain itu, beberapa dari mereka juga masih asing dengan beberapa kata dalam istilah editing sehingga membuat proses penyuluhan dan pendampingan memakan waktu lebih lama karena banyak waktu di gunakan untuk menjelaskan istilah-istilah baru.
Ini merupakan tantangan tersendiri bagi kami untuk melakukan suatu intervensi di dalam mengembangkan UMKM yang ada di desa Dompyong. saat proses penyampaian materi para peserta juga di berikan produk susu goreng lengkap dengan logo dan packagingnya yang bisa di bawa pulang supaya gambaran mereka terhadap programp-rogram ini dapat lebih jelas dan dapat membuktikan mengenai pentingnya logo dan packaging yang baik.
Di harapkan dengan adanya program pendampingan ini para pelaku UMKM yang telah di dampingi agar bisa terus berinovasi dan lebih giat lagi dalam meningkatkan penjualannya sehingga mampu membawa ekonomi desa lebih maju lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H