Lihat ke Halaman Asli

Fenomena Acara Goyang - Goyangan

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1388802071347119447

Beberapa bulan ini masyarakat digegerkan dengan berbagai acara di televisi yang mengusung adegan joget atau goyang sebagai bumbu utamanya. Ialah Goyang Caesar, serangkaian gerakan joget hasil kreasi seorang mantan asisten artis bernama Caesar, yang pertama kali muncul di layar kaca, dan sekarang diikuti banyak stasiun televisi sehingga bermunculan goyang-goyang yang lain. Goyang Caesar juga mampu membuat rating acara di salah satu stasiun televisi, yaitu YKS (Yuk Keep Smile) di Trans TV, sebagai acara dengan rating tertinggi mengalahkan acara-acara lainnya. Namun sayangnya, acara YKS yang dinilai menghibur itu justru kini mendapat kecaman dari berbagai pihak di masyarakat, terutama dari kalangan terdidik yang peduli terhadap moral bangsa. YKS dan acara lain yang mengusung goyang-goyangan sebagai penarik minat pemirsa memang memberikan hiburan bagi masyarakat, terutama ketika diri sedang penat. Karena selain mengusung goyang, acara tersebut juga diisi dengan deretan host yang lucu-lucu, maka dari itu selain memandu jalannya acara, host acara yang biasanya diisi lebih dari dua orang tersebut juga mampu menampilkan lawakan yang menghibur. Namun, terkadang lawakan yang disuguhkan oleh para host tersebut justru mengandung kata-kata kotor yang tidak pantas diucapkan, bahkan sering melewati batas. Tentu hal tersebut tidak patut untuk ditonton terutama untuk usia anak-anak lantaran acara-acara tersebut ditayangkan pada saat primetime. Selain lawakan yang dianggap kasar dan tidak mendidik, goyangan yang ditampilkan pun semakin vulgar dan seronok. Apalagi goyangan tersebut juga diperankan oleh para wanita dan ibu-ibu yang seharusnya menjaga kehormatannya. Memang dalam dunia sains, gerakan dan joget mampu menarik minat dan menumbuhkan semangat orang untuk beraktivitas, hal itu yang dipraktekkan dalam kegiatan motivation training untuk menggugah semangat pesertanya. Namun, tentu gerakan yang diberikan oleh para trainer adalah gerakan yang atletis dan tetap menjaga kaidah kesopanan. Kecaman yang diberikan oleh masyarakat terhadap acara YKS dan sejenisnya bukanlah soal acara secara keseluruhan. Tentu ada hal positif yang bisa diambil dari acara tersebut. Namun, ada beberapa hal yang memang perlu dikoreksi. Di tengah kemerosotan moral bangsa seperti sekarang ini, seharusnya acara-acara di televisi bisa turut serta memperbaiki hal tersebut dengan menyuguhkan sajian acara yang mendidik. Acara hiburan tetap harus mementingkan kaidah kesopanan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Jangan sampai televisi sebagai media yang paling populer justru melunturkan jati diri Bangsa Indonesia sebagai bangsa timur. Yang diharapkan stasiun – stasiun televisi tidak hanya mengejar keuntungan dengan rating acaranya yang tinggi, tetapi juga mempertimbangkan sisi edukasi. Apalagi kebanyakan stasiun televisi di Indonesia dimiliki oleh aktor-aktor politik negeri ini yang katanya juga berjanji akan turut membangun negeri. Maka, seharusnya media yang mereka punyai mampu memberikan kontribusi untuk menjadikan bangsa ini lebih cerdas dan bermartabat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline