Lihat ke Halaman Asli

Koperasi Soskoguru Perekonomian Rakyat

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Koperasi Sokoguru Perekonomian Rakyat

-----------------------------

Berbisnis merupakan kehendak setiap orang untuk meningkatkan kesejehteraan. Oleh karena itu setiap yang berkeinginan berbisnis salah satu pilihan bergabung dalam komunitas bisnis, ternasuk Koperasi. Koperasi merupakan organisasi bisnis yang didirikan  dari semangat gerakan rakyat, yang sering disebut “ Dari, Oleh dan untuk Anggota dan masyarakat” atau dengan kata lain organisasi bisnis yang lahir dari semangat partisipatif.  Koperasi sebagai organisasi bisnis, tentu kegiatannya adalah bisnis, apakah itu bisnis simpan pinjam, pelayanan jasa atau perdagangan, atau melayani kebutuhan anggota dan masyarakat.

Kenyatannya sekarang banyak Koperasi yang mati suri,tidak aktif bahkan bubar, karena itu koperasi belum banyak berperan sebagai sokoguru perekonomian untuk meningkatkan kesejehteraan masyarakat. Penyebabnya utama kekurang modal, selain rendahnya kapasitas manajrial pengelola.   Bisakah hal itu diatasi, jawabannya  bisa, kata orang bijak” setiap masalah ada solusinya, setiap pertanyaan ada jawababnya”, jika dianalogkan dengan penyakit, tergantung tepat diagnose, agar penyakit dan obatnya tepat juga.

*****

Jumlah koperasi di Indonesia sangat banyak, khusus di Kabupaten Lombok Timur tahun 2013 sebayak 367 buah,terdiri dari KUD 24 buah,Koperasi lain 343 buah. Dari jumlah itu yang aktif 248  buah. Rata-rata koperasi tidak aktif alasan klasik masalah permodalan, namun kalau dicermati banyak Koperasi yang terlambat RAT bahkan tidak mampu melaksankan RAT ( Rapat Anggota Tahunan ), karena pengelolaanm manajemennya kurang bagus.  Koperasi aktif dari hasil pengamatan  yang dilakukan,diperkuat dengan modal luar dalam bentuk pinjaman Bank. Konsekuensi pinjaman sangat rentan terhadap kemacetan,bila bisnis koperasi bertumpu pada jenis usaha yang terbatas, hanya simpan pinjam atau perdagangan, kemungkinan macet cukup tinggi. Koperasi-koperasi yang ada sekarang biasanya bergerak pada usaha Waserda,Wartel,Simpan pinjam,pengadaan pangan, penjualan Sembilan bahan pokok. Hal itu disebabkan rendahnya kreativitas berwirausaha pengelola. Akhirnya koperasi tidak dapat berperan sebagi basis pengembangan usaha anggota,demikian juga  anggota jarang memanfaatkan Badan Usaha koperasi merintis usahanya. Tidak tampak kreativitas pengurus maupun anggota dalam merintis usaha sesuai potensi yang tersedia dimasing-masing wilayah koperasi. Dari pengamatan lapangan dapat diasumsi rata-rata koperasi tidak mempunyai produk barang. Lebih banyak menggeluti produk jasa Wartel Waserda, Warnet, simpan pinjam,usaha ini lebih merupakan usaha turun temurun. Praktis ketiadaan  produk, place akan dapat mempengaruhi price dan promotion dan berdampak pada rendahnya kualitas koperasi. Diperburuk lagi dengan prasarana yang dipergunakan kebanyakan bukan milik sendiri,tetapi disewa.

Bagaimana membangkitkan motivasi berwirausaha pengelola koperasi termasuk anggota, sehingga koperasi mampu menjadi soskoguru perekonomian rakyat. Jawaban salah satunya, bantuan modal dengan pinjaman lunak masih diperlukan, Hibah dari Pemerintah dan pelatihan kapasitas manajemen koperasi masih diperlukan kepedulian pemerintah. Perlu juga dilakukan pemagangan pengelola koperasi yang belum maju kepada koperasi  yang sudah maju, atau pada perusahan mitra. Hal itu perlu untuk mempelajari  keberhasil koperasi atau anggota yang sukses merintis dan mengembangan bisnis koperasi, agar dapat menumbuhkan  motivasi,inovasi dan kreativitas berkoperasi.

Beberapa Koperasi yang sudah sukses mengembangkan usaha,seperti Koperasi “Gemah Ripah” di Gamping Yogyakarta. Koperasi yang berdiri tahun 1995 itu kini beranggotakan 170 orang ,dengan perincian grosir 91 orang,pengecer 3 orang,tenaga bongkar 36 orang dan tenaga muat 22 orang. Koperasi itu mempunyai pasar induk buah dan sayur. Pasar dibangun di atas tanah seluas 6.340 meter persegi,dibeli oleh koperasi. Bangunan kios 114 buah dan berbagai fasilitas umum, bukan milik pemerintah. Kios-kios itu dulu nilainya Rp.20 juta,dengan pembayaran tunai Rp.5 juta dan sisanya diangsur 15 kali.Sekarang semuanya sudah lunas dan setiap kios nilainya sudah ratusan juta rupiah.Selain itu anggota juga  bisa meminjam uang maksimal Rp.20 juta. Buah dan sayur tidak saja datang dari wilayah Jawa dan Yogyakarta,tetapi juga didatangkan dari luar Jawa.Rata-rata 50 truk setiap hari masuk ke pasar Induk Gemah Ripah. Koperasi juga berhak mendapatkan pemasukan,diantaranya setiap truk yang masuk dipungut Rp.7.000,tinggal mengalikan berapa puluh kali setiap hari. Dari dua kamar WC yang dikontrakkan  Rp.30 juta  pertahun,bangunan wartel koperasi juga mendapatkan uang kontrakkan. Adanya beberapa jenis usaha dan pemasukan, modal koperasi terus bertambah besar. Keberadaan koperasi Gemah Ripah, dapat dikategorikan sudah mampu berperan segbagai sokoguru perekonomian rakyat.

Koperasi Megumi,di Kabupaten Jembrana,Bali,dia dipercayakan oleh Pemerintah Daerahnya memproduk air mineral,yang diambil dari air laut.  Mampu mensuplay kebutuhan rakyat setempat,bahkan sudak dipasarkan ke daerah lain. Koperasi simpan Pinjam di Jemberana, berhasil mengembang simpan pinjam dengan system tanggung renteng,dan telah berhasil mengangkat derajat rakyat setempat,mengurangi angka kemiskinan. Data ini satu tahun yang lalu, mungkin sekarang sudah lebih maju.

Semoga Koperasi lain di tanah air Indonesia dapat berkembang dan maju, sehingga peran koperasi sebagai soskoguru perekonomian bangsa terwujud.

Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline