Wabah covid -- 19 yang bermula status siap siaga kini menjadi bencana, dari sabang sampai merauke telah merasakan dampaknya bahkan seluruh sektor kehidupan tersendat Pemerintah telah tegas melukakan berbagai tindakan untuk menekan angka penurunan covid -19. Mulai dari pembatasan skala besar-besaran (psbb), lockdown, pengetatan transportasi umum dan baru-baru ini pemerintah sedang menggalangkan program vaksinasisai covid -19, akan tetapi banyak sekali pro dan kontra dari keputusan tersebut.
Salah satunya kasus yang dialami Bupati Sleman, Sri Purnomo yang terpapar virus covid setelah disuntik Vaksin tersebut , pada tanggal 14 Januari 2021 dan dinyatakan positif Covid-19 pada tanggal 20 Januari 2021.
Masyarakat yang mengetahui berita itu sontak tidak percaya tentang manfaat vaksin dan membunuh presepsi tentang pentingnya menjaga imunitas diri. Kemudian hal ini diperparah dengan oknum praktisi kesehatan yang menjual vaksin covid -19 yang beranekaragam harga dan jenisnya. Secara perlahan-lahan isu-isu yang beredar tersebut menghambat proses vaksinasisasi covid -19 dan membuat banyak sekali penolakan- penolakan Vaksin Covid-19.
Penolakan-penolakan vaksin covid -19 menjadi Problem bagi pelaksanaan vaksinasisasi, Kementrian Kesehatan R.I harus bekerja keras dalam menyelesaikan dan menemukan solusinya. Saya rasa Kementrian Kesehantan R.I setidaknya melakukan Controling dengan menepis kabar kabar yang beredar dan bersinergitas dengan dokter di seluruh Indonesia melalui wadah ikatan seluruh dokter Indonesia. Akan tetapi dalam pelaksanaannya harus di lakukan secara serius dan menghukum secara tegas pelaksana yang melenceng dari awal program tersebut.
Covid -19 tidak bisa dianggap remeh, karena bila dikatakan tidak ada sudah banyak korban yang terinfeksi dan angka kasusnya tidak bisa dikatan sepele. Mari kita bersama-sama menanggulangi bencana Covid -19 dengan berupaya melakukan protocol-protokol kesehatan dengan konsep era new normal, karena kita tidak tahu semua apa yang akan terjadi ingatlah kita masih memiliki keluarga yang selalu menggu kepulangan kita dirumah.
Mari kita sejenak memikirkan pesan yang disampaikan oleh kakek dan nenek kita beliau mengatakan " Mencegah lebih baik daripada mengobati", setelah kita mampu meresapi mulai saat itu kita harus mampu mengambil keputusan dan tindakan objektif, serta tak lupa untuk mencari kebenaran informasi.
Saya rasa problematika ini bisa terselesaikan dengan opini public yang baik sehingga masyarakat memberikan respon posit dan harapan saya semoga masalah ini cepat terselesaikan,,,,,,,,,,,,(Muharror Ali Azizi/kkn/40)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H