Lihat ke Halaman Asli

Pengaplikasian Tazkiyat An-nafs pada Manusia

Diperbarui: 28 November 2023   20:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jiwa yang bersih akan sangat tergantung pada keadaan hati seseorang tersebut. jikalau hati seseorang terkena noda pasti jiwanya juga kotor, banyak sekali perbuatan- perbuatan yang dapat mengotori hati kita dan bahkan akan mengotori jiwa kita, baik perbuatan itu dapat kita sadari ataupun perbuatan yang tanpa sadar kita lakukan. Disamping banyaknya perbuatan yang dapat menodai hati dan jiwa juga ada hal-hal yang dapat menghapus kotoran dari hati dan jia kita. karena hati yang bersih akan menimbulkan jiwa yang bersih pula dimana jiwa yang bersih akan lebih dicintai oleh Allah karena mereka pasti tunduk dan patuh kepada Allah SWT, dan salah satu cara membersihkan hati itu dengan tazkiyat an-nafs

secara bahasa tazkiyat an-nafs mempunyai arti tumbuh kembang jiwa yang berarti menumbuh kembangkan jiwa muslim sehingga menjadi lebih baik dan melahirkan kebaikan. kata an-nafs memiliki 7 makna dan memiliki rangkaian yang menggambarkan bahwa nafs adalah kehidupan yang ditandai dengan bernafas melahirkan dorongan, keinginan untuk melakukan sesuatu yang dianggap penting oleh masing masing pribadi. kemudian berlomba untuk mendapatkannya dan akan senang hati jika berhasil mendapatkannya.

tazkiyat an-nafs itu memiliki 3 metode yaitu takhalli, tahalli, dan tajalli. takhalli itu mengosongkan jiwa dari penyakit qalbu dan sifat sifat tercela, tahalli itu mempercantik jiwa dengan sifat sifat Allah, tajalli itu jiwa tercerahkan dengan nur Allah. jadi, secara ringkasnya takhalli itu langkah awal penyucian jiwa, tahalli itu langkah operasional pengembangan jiwa, tajalli itu penampakan sifat Allah pada jiwa yang suci.

orientasi dan arah kehidupan manusia ditentukan oleh salah satu dari 2 kekuatan yaitu jasmani dan ruhani. kekuatan jasmani (dimensi biologi manusia) itu yang pokok terimpul pada kebutuhan perut dan dibawah perut, kebutuhan makan, minum dan seksual; sedangkan kekuatan rohani itu tercermin pada nurani manusia yang merindukan Allah, pemihakan manusia kepada keadilanm kejujuran, persahabatan dan nilai nilai kemanusiaan.

dosen pengampu:

 Dr. H. Hamidullah Mahmud, L.c, M.A  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline