Lihat ke Halaman Asli

Kibas

Pemuda desa.

Tak Berhikmah

Diperbarui: 8 November 2020   11:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berbisik nyanyian dengan selembar kasih
Cukup lirih didengarnya, hampir tak jelas
Tak bermakna pula iringan gitar dari pemilik kedai dini hari
Hanya paras nan anggun, itu saja

Menjelang terbit, ia memasang muka kusut
Tanda tak tercapainya sebuah harapan
Ia berkata dengan suara halus layaknya wanita "besok aku akan ke sini lagi!"
"jangan, sebelum kau menulis warkat untuk pujangga yang tiap hari mencari makna dalam petikan gitarku!" sahut sang pemilik kedai

Barangkali hidup hanya bermakna untuk kenyataan
Pohon anggrek pun tahu siapa yang menghidupi mereka
Sedang manusia hanya bisa menerka
Seperti paras anggun yang banyak tafsir

Mentari kian naik dan siap menerangi kegagalan
Si pemuda nganggur itu berjalan pulang membawa nasib
Sama sekali tak ada hikmah yang dipetik
Ia hanya merujuk pada kebahagiaan nisbi

Malang, 8 November 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline