Lihat ke Halaman Asli

Muh Arbain Mahmud

Perimba Autis - Altruis, Pejalan Ekoteologi Nusantara : mendaras Ayat-Ayat Semesta

Puisi | Ironi Nagari Rimba

Diperbarui: 22 April 2018   01:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dok. Pribadi)

ironi nagari rimba
(empati untuk para kambing hitam)

astaga naga,
bumi gonjang-ganjing, langit suram mencekam
segala satwa gerak - gerah - geram, berlari dari giri
lintang pukang berlaga terjun ke muara
segenap flora layuh, gugur dedaun pun sari bunga

raja singa merancap, menebar benih prasangka liar
punggawa garuda membabi buta mencari mangsa,
mengebiri bibit - bibit nirdosa

hai penguasa rimba tiran
kenapa tak kau bunuh para dabat pengerat sumber daya Pertiwi
kenapa tak kau patuk para politisi ular pereka drama Kejatuhan
kenapa tak kau ajak wicara warga rimba, selayak Baginda
dan bintang pun kaupudari nurnya
dan bulan pun kaunodai purnamanya
dan bumi pun kaucemari humusnya
huuh...

ada apa ini?
kau berlagak dewa bermahkota kuasa
kau berlogat janma berhias norma-etika
kau bertingkah bidadari semuci

maka,...
jika jelata terluka
lidah batunya kan bertuah,
mantra doa - cacinya kan beradu
kau bukan raja - punggawa,
kau kucing culas penakut tuan
kau gagak hitam penghamba berhala
huh!

(Ternate, 2 April 2015)


(Dok. Pribadi)

(Dok. Pribadi)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline