Lihat ke Halaman Asli

M Anwar Sidiq

Santri/Pelajar/Mahasiswa

Filosofi Ketupat

Diperbarui: 16 April 2024   21:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ketupat merupakan makanan yang biasanya disajikan saat Hari Raya Idhul Fitri. Masyarakat Indonesia khususnya Jawa, mengenal adanya Bakdo Kupat yang berarti Hari Raya Ketupat. Tradisi kupatan ini pertama kali dikenalkan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga. Tradisi kupatan ini biasanya jatuh pada tanggal 8 Syawal. 

Ketupat atau dalam bahasa Jawa dikenal dengan nama kupat, memiliki arti filosofi yaitu ngaku lepat, artinya mengakui kesalahan. 

Ketupat terbuat dari daun kelapa, masyarakat Jawa biasanya menyebut dengan nama janur. Janur sendiri kata masyarakat Jawa berasal dari bahasa arab Ja'aa Nur yang artinya telah datang cahaya. 

Dilansir dari situs web Nu Online, kupat memiliki arti ngaku papat yaitu mengakui empat tindakan.

Yang pertama, lebaran. Menandakan waktu puasa sudah usai.

Yang kedua, luberan. Yang berarti limpahan sedekah kepada kaum miskin berupa zakat fitrah atau zakat mal, saat menjelang hari raya idul Fitri.

Yang ketiga, leburan yang berarti menghapus dosa dengan saling memaafkan saat hari raya idul Fitri.

Yang keempat, laburan yang berasal dari kata labur atau kapur yang biasanya digunakan untuk pemutih dinding, maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batin. 

Selain itu ketupat juga digambarkan sebagai kesalahan manusia, hal itu bisa dilihat dari rumitnya membuat anyaman ketupat.

Wallahu 'alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline